Awalnya, Riezky mengaku bertemu Hasto pada 27 September 2019. Dalam kesempatan itu, Hasto memintanya untuk mundur.
"Kemudian apa yang dibicarakan waktu itu?," tanya Jaksa.
"Mudah-mudahn saya ga salah, waktu itu saya hadir Pak Sekjen, bahwa saya mempertanyakan masalah pelantikan saya. Pelantikan saya, undangan saya," jawab Riezky.
"Sempat terjadi dialog pada saat itu, bahwa saya akan diberikan undangan apabila saya bersedia mundur," sambungnya.
Pada kesempatan tersebut, Riezky mengaku mempertanyakan alasan dirinya diminta mundur. Sebab, ia merasa dirinya kader dan berjuang untuk partai.
Dalam kesempatan tersebut, Riezky menjelaskan, Hasto meminta dirinya mundur karena hal tersebut keputusan partai.
"Ini mohon maaf kalau saya agak mencoba mengingat, saya bilang, 'saya akan mundur apabila saya mendengar langsung dari ibu ketua umum pada saat itu'," ujar Riezky.
"Dan Pak Sekjen menjawab dan itu yang saya tidak akan pernah saya lupakan karena agak kaget untuk pertama kali saya bisa berinteraksi, 'saya ini sekjen Partai', di situ saya, reaksi saya juga emosi, saya berdiri, 'saya tahu anda sekjen partai tapi anda bukan tuhan', itu yang saya sampaikan," lanjut Riezky.
(Awaludin)