WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dikabarkan akan menggunakan wewenangnya sebagai presiden untuk mengirimkan senjata ke Ukraina. Ini sebagaimana diungkapkan dua sumber yang mengetahui hal tersebut.
Perang Rusia dan Ukraina telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Sumber menyatakan, tim Trump akan mengidentifikasi senjata dari cadangan AS untuk dikirim ke Ukraina di bawah Otoritas Penarikan Presiden. Salah satu sumber mengungkapkan, senjata tersebut dapat bernilai sekitar USD300 juta.
Trump pada Selasa (8/7/2025) mengatakan, AS akan mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina untuk membantu negara itu mempertahankan diri dari meningkatnya serangan Rusia.
Sejauh ini, pemerintahan Trump hanya mengirimkan senjata yang disetujui mantan Presiden Joe Biden, yang merupakan pendukung setia Kyiv. Otoritas Penarikan Presiden memungkinkan presiden menarik dari stok senjata untuk membantu sekutu dalam keadaan darurat.
Pentagon dan Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar atas hal ini.
Sikap presiden dari Partai Republik dalam membela Ukraina tidak konsisten. Terkadang ia mengkritik pengeluaran AS dan memuji Rusia, tetapi juga menyuarakan dukungan untuk Kyiv dan meremehkan Kremlin.
AS memiliki Otoritas Penarikan Presiden senilai USD3,86 miliar yang tersisa untuk Ukraina. Penarikan terakhir adalah pemberian USD500 juta oleh Biden pada 9 Januari.
Prioritas utama Ukraina adalah pencegat rudal Patriot dan artileri roket bergerak GMLRS yang mungkin termasuk dalam paket tersebut. Senjata-senjata tersebut dapat berada di garis depan dalam beberapa hari karena stoknya ditempatkan di Eropa.
(Arief Setyadi )