"Hal tersebut terkonfirmasi oleh kejadian hujan lebat yang tercatat pada 8–9 Juli 2025 di sejumlah daerah seperti Papua Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Maluku, dan Nabire. Dampaknya meliputi banjir, genangan, tanah longsor, pohon tumbang, hingga kerusakan infrastruktur," jelasnya.
Andri menyebut bahwa cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor atmosfer dan laut yang saling mendukung. Kombinasi dinamika atmosfer inilah yang menyebabkan masih terdapat potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.
"Sepanjang periode 11–17 Juli 2025, kondisi atmosfer Indonesia diperkirakan akan tetap aktif dan dinamis. Sepekan ke depan, wilayah Indonesia akan didominasi oleh keberadaan sejumlah fenomena atmosfer tropis," ujarnya.
Lebih lanjut, Andri mengimbau masyarakat agar memperhatikan perubahan cuaca harian yang dapat berlangsung cepat dan tiba-tiba. Hindari aktivitas luar ruangan saat terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
"Jauhi pohon besar, baliho, tiang listrik, serta bangunan yang rapuh saat cuaca buruk. Tetap waspada terhadap kemungkinan banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, khususnya di wilayah rawan. Saat cuaca cerah dan panas, lindungi diri dengan tabir surya dan cukupkan asupan cairan tubuh. Untuk mendapatkan informasi cuaca terkini dan resmi dari BMKG," ungkapnya.
(Fetra Hariandja)