JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 42 kejadian bencana terjadi di Indonesia dalam sepekan terakhir, terhitung sejak 14 hingga 20 Juli 2025. Mayoritas kejadian didominasi oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Dari 42 kejadian bencana, 33 di antaranya merupakan karhutla. Memang masih ada beberapa kejadian banjir, namun secara frekuensi, intensitas, dan dampaknya tidak terlalu signifikan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (21/7/2025).
Pria yang akrab disapa Aam itu menegaskan, fokus utama BNPB dari pertengahan Juli hingga akhir September 2025 adalah penanganan karhutla, mengingat Indonesia mulai memasuki puncak musim kemarau.
Secara spasial, Aam mengungkapkan, bahwa Pulau Sumatera menjadi wilayah dengan sebaran titik api terbanyak. Hampir seluruh provinsi di Sumatera, kecuali Lampung, menunjukkan aktivitas kebakaran lahan yang tinggi.
"Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, hingga Sumatera Selatan menunjukkan dominasi titik-titik api," jelasnya.
Sementara di wilayah Kalimantan, Kalimantan Tengah menjadi daerah yang terpantau mengalami kebakaran. Laporan juga diterima dari sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur, terutama terkait lahan terbuka serta titik-titik tempat pembuangan sampah yang mulai terbakar.
"Ini menandakan bahwa kita sudah benar-benar memasuki periode puncak musim kemarau. Hal-hal seperti ini harus menjadi kewaspadaan bersama," kata Aam.
Aam juga menyoroti kondisi cuaca ekstrem panas dalam beberapa pekan terakhir sebagai faktor pemicu meningkatnya potensi karhutla.
"Ini sangat berbahaya, apalagi jika kita lengah. Contohnya, saat membuang puntung rokok sembarangan di area semak-semak kering di pinggir jalan. Ini bisa langsung memicu kebakaran," tegasnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan waspada terhadap potensi kebakaran selama musim kemarau berlangsung.
(Awaludin)