Nama Trump Disebut Berulang Kali dalam Berkas Kasus Penjahat Seks Jeffrey Epstein

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 24 Juli 2025 10:32 WIB
Donald Trump berfoto dengan Jeffrey Epstein pada 1990-an. (Foto: X)
Share :

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Mei telah diberi tahu oleh Jaksa Agung Pam Bondi bahwa namanya muncul dalam berkas investigasi terkait terpidana pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein, demikian dilaporkan Wall Street Journal pada Rabu (23/7/2025).

Gedung Putih mengirimkan sinyal yang beragam menyusul berita tersebut. Gedung Putih merilis pernyataan awal yang menyebutnya "berita palsu", tetapi seorang pejabat Gedung Putih kemudian mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah tidak menyangkal bahwa nama Trump muncul di beberapa berkas, serta mencatat bahwa Trump sudah termasuk dalam sejumlah materi yang dikumpulkan Bondi pada Februari untuk para influencer konservatif.

Trump, yang bersahabat dengan Epstein pada 1990-an dan awal 2000-an, muncul beberapa kali dalam catatan penerbangan pesawat pribadi Epstein pada 1990-an. Trump dan beberapa anggota keluarganya juga muncul dalam buku kontak Epstein, bersama ratusan orang lainnya.

Sebagian besar materi tersebut telah dirilis ke publik dalam kasus pidana terhadap mantan rekan Epstein, Ghislaine Maxwell, yang dijatuhi hukuman 20 tahun penjara setelah terbukti bersalah atas perdagangan seks anak dan kejahatan lainnya.

 

Selama persidangan, pilot senior Epstein bersaksi bahwa Trump terbang dengan pesawat pribadi Epstein beberapa kali. Trump membantah berada di pesawat tersebut.

Trump menghadapi reaksi keras dari para pendukungnya sendiri setelah pemerintahannya mengatakan tidak akan merilis berkas-berkas tersebut, bertolak belakang dengan janji kampanye pada 2023.

Departemen Kehakiman menyatakan dalam sebuah memo awal bulan ini bahwa tidak ada dasar untuk melanjutkan penyelidikan kasus Epstein, yang memicu kemarahan di antara beberapa pendukung terkemuka Trump yang menuntut lebih banyak informasi tentang orang-orang kaya dan berkuasa yang telah berinteraksi dengan Epstein.

Trump belum pernah dituduh melakukan kesalahan terkait Epstein dan mengatakan persahabatan mereka berakhir sebelum masalah hukum Epstein pertama kali muncul dua dekade lalu.

Bondi dan Wakil Jaksa Agung Todd Blanche mengeluarkan pernyataan yang tidak secara langsung menanggapi laporan WSJ.

"Tidak ada satu pun dalam berkas tersebut yang memerlukan penyelidikan atau penuntutan lebih lanjut, dan kami telah mengajukan mosi ke pengadilan untuk membuka segel transkrip dewan juri agung yang mendasarinya," kata para pejabat tersebut, sebagaimana dilansir Reuters. "Sebagai bagian dari pengarahan rutin kami, kami memberi tahu Presiden tentang temuan tersebut."

Banyak Nama Tokoh Penting yang Muncul

Surat kabar tersebut melaporkan bahwa Bondi dan wakilnya memberi tahu Trump dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih bahwa namanya, serta nama "banyak tokoh penting lainnya," muncul dalam berkas investigasi Epstein.

 

Epstein meninggal karena bunuh diri pada 2019 saat menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks, di mana ia mengaku tidak bersalah. Dalam kasus terpisah, Epstein mengaku bersalah pada 2008 atas tuduhan prostitusi di Florida dan dijatuhi hukuman 13 bulan penjara, sebuah kesepakatan yang kini dianggap terlalu lunak bagi jaksa penuntut.

Di bawah tekanan politik pekan lalu, Trump memerintahkan Departemen Kehakiman untuk mengupayakan pembukaan transkrip sidang juri agung yang masih disegel terkait Epstein.

Pada Rabu, Hakim Distrik AS Robin Rosenberg menolak salah satu permintaan tersebut, dengan menyatakan bahwa permintaan tersebut tidak termasuk dalam pengecualian apa pun terhadap aturan yang mewajibkan kerahasiaan materi sidang juri agung.

Mosi tersebut bermula dari investigasi federal terhadap Epstein pada 2005 dan 2007, menurut dokumen pengadilan; departemen tersebut juga telah meminta pembukaan transkrip di pengadilan federal Manhattan terkait dakwaan-dakwaan selanjutnya terhadap Epstein dan Maxwell.

Minggu lalu, WSJ melaporkan bahwa Trump telah mengirim Epstein sebuah surat ucapan selamat ulang tahun yang vulgar pada 2003, yang diakhiri dengan, "Selamat Ulang Tahun — dan semoga setiap hari menjadi rahasia indah lainnya." Reuters belum mengonfirmasi keaslian surat tersebut. Trump menggugat WSJ dan para pemiliknya, termasuk miliarder Rupert Murdoch, dengan menyatakan bahwa surat ucapan selamat ulang tahun itu palsu dan memfitnah.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya