Diduga Dilecehkan saat Live, Gamer di Tangsel Polisikan Teman Dekat

TANGSEL – Paphricia, seorang influencer game online, mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Tangerang Selatan. Ia melaporkan tiga influencer lainnya atas dugaan pencemaran nama baik.

Laporan tersebut tercatat dalam surat LP No. TBL/B/1675/VII/2025/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA METRO JAYA, dan telah diterima oleh pihak Polres Tangerang Selatan. Paphricia datang didampingi oleh Jonathan Jason Wilianto, selaku kuasa hukumnya.

"Klien saya sebagai pelapor atas dugaan pencemaran nama baik melalui media sosial," kata Jason saat ditemui, Kamis (31/7/2025).

Jason menjelaskan, akibat dugaan pencemaran nama baik ini, kliennya mengalami kerugian baik secara materiil maupun immateriil. Padahal, menurutnya, tindakan ini telah diatur dalam undang-undang.

"Sebagaimana diatur dalam Pasal 27 dan 45 UU ITE, serta Pasal 310 dan 311 KUHP, pelapor melaporkan tiga orang. Mereka adalah KCD (Terlapor 1), SA (Terlapor 2), dan SN (Terlapor 3), atas tindakan yang merugikan baik secara materiil maupun immateriil," tegasnya.

Dalam laporan tersebut, Jason menyebutkan pihaknya juga menyerahkan sejumlah barang bukti, termasuk komentar-komentar negatif di akun media sosial pelapor, yang muncul sebagai dampak dari tercemarnya nama baik.

"Kami juga melampirkan bukti rekam medis yang menunjukkan klien mengalami trauma psikis, sehingga kehilangan kepercayaan diri untuk menjalani pekerjaannya," ujarnya.

Selain itu, turut diserahkan pula bukti berupa rekaman saat ketiga terlapor melakukan siaran langsung di TikTok yang berisi dugaan penghinaan, fitnah, dan pernyataan yang merendahkan kehormatan pelapor.

"Kami juga sudah mengirimkan somasi sebagai bentuk upaya damai, namun tidak ditanggapi oleh para terlapor," tambahnya.

Jason menuturkan, sebelumnya para pihak memiliki hubungan pertemanan yang cukup dekat dan memiliki profesi yang serupa. Namun, kini hubungan tersebut rusak karena peristiwa ini.

"Mereka sebenarnya berteman baik. Tapi karena kejadian ini, semuanya jadi rusak. Sekarang, biarlah proses hukum yang berjalan," tutupnya.

(Awaludin)