3. Halaman bertepi selokan dipenuhi bunga-bunga seperti naga, andung, karawira, kayu mas, menur, dan kayu puring.
4. Kelapa gading kuning menjuntai di sudut, menambah pesona yang mengharu-biru pandangan.
Asrama Sagara digambarkan berselimut hijau dari dalam dan luar, memberi kesan disiplin yang tinggi bagi para penghuninya—para pertapa laki-laki, perempuan, tua, dan muda. Mereka digambarkan bijak, luput dari cela dan papa, seolah-olah asrama itu adalah Siwaloka.
Prapanca bahkan menuturkan kesedihan Asrama Sagara saat ditinggalkan oleh Sri Nata Hayam Wuruk, menunjukkan kepiawaian Mpu Prapanca sebagai seorang penyair dan pencatat sejarah.
(Awaludin)