KEHIDUPAN sehari-hari Kerajaan Majapahit digambarkan dengan sangat detail oleh Mpu Prapanca, termasuk sejumlah bangunan yang kini sudah hilang.
Beberapa bangunan di antara Candi Kagenengan dan Asrama Sagara menjadi perhatian Prapanca. Candi Kagenengan bahkan dibahas khusus dalam Nagarakretagama, mengenai keindahan candi makam yang berada di selatan candi Buddha.
Candi ini, menurut catatan Prapanca, sempat mengalami kerusakan dan diperbaiki oleh Hayam Wuruk, raja Majapahit saat itu. Sejarawan Prof. Slamet Muljana dalam bukunya "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" menyebutkan bahwa candi ini merupakan pemberkahan yang dilakukan oleh pendeta Jnyanawidi, dan dikenal dengan nama Wisesapura.
Selain Candi Kagenengan, ada satu bangunan menyerupai asrama yang digambarkan oleh Prapanca, bernama Asrama Sagara, yang konon berada di wilayah Majapahit. Pupuh 32 Nagarakretagama menceritakan keindahan asrama ini:
1. Terletak di tengah hutan rimba, di dalam taman yang rimbun.
2. Memiliki pemandian penuh lukisan dongeng, berpagar batu tinggi.
3. Halaman bertepi selokan dipenuhi bunga-bunga seperti naga, andung, karawira, kayu mas, menur, dan kayu puring.
4. Kelapa gading kuning menjuntai di sudut, menambah pesona yang mengharu-biru pandangan.
Asrama Sagara digambarkan berselimut hijau dari dalam dan luar, memberi kesan disiplin yang tinggi bagi para penghuninya—para pertapa laki-laki, perempuan, tua, dan muda. Mereka digambarkan bijak, luput dari cela dan papa, seolah-olah asrama itu adalah Siwaloka.
Prapanca bahkan menuturkan kesedihan Asrama Sagara saat ditinggalkan oleh Sri Nata Hayam Wuruk, menunjukkan kepiawaian Mpu Prapanca sebagai seorang penyair dan pencatat sejarah.
(Awaludin)