CHANDI 2025 Tegaskan Peran Budaya dan Generasi Muda dalam Perdamaian Dunia

Rizqa Leony Putri, Jurnalis
Rabu 03 September 2025 18:40 WIB
Kementerian Kebudayaan menegaskan peran penting budaya dan generasi muda melalui gelaran CHANDI 2025. (Foto: dok Kemenbud)
Share :

DENPASAR – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui forum internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 kembali menegaskan peran penting budaya dan generasi muda sebagai jembatan untuk membangun perdamaian, serta kemakmuran dunia. 

Dalam sesi Keynote Address, Menteri Dalam Negeri dan Warisan Budaya Republik Zimbabwe, Kazembe, serta perwakilan pemuda internasional, Jana Abusalha, menyampaikan bahwa gagasan bahwa budaya adalah fondasi yang menyatukan umat manusia, sekaligus energi untuk menciptakan masa depan yang damai dan berkelanjutan.

“Budaya adalah sumber kekuatan dan kemakmuran. Warisan budaya juga menjadi aset ekonomi strategis yang inklusif dan berkelanjutan. Karena itulah warisan budaya bukan sekadar peninggalan, melainkan inspirasi untuk membangun masa depan,” ujarnya dalam pidato yang berjudul “Culture for the Future: A Bridge to Building Peace and Prosperity”. 

Dia menekankan filosofi Ubuntu yang menjadi landasan persatuan di Afrika. Filosofi ini menurutnya relevan untuk dunia yang tengah menghadapi konflik, krisis iklim, dan ketidaksetaraan.

“Saya ada karena Anda ada, tanpa Anda tidak ada saya," ujarnya.

Lebih jauh, Kazembe menegaskan bahwa budaya harus ditempatkan di pusat pembangunan, bukan di pinggiran. Dia mencontohkan bagaimana tradisi agraris, seni, musik, hingga mode, mampu menjadi kekuatan ekonomi global.

“Kita harus memindahkan budaya dari pinggiran pemerintahan ke pusat perencanaan strategis. Kita harus berinvestasi dalam pendidikan budaya dan menjadikannya identitas yang memberi kepercayaan diri generasi muda untuk tampil di panggung dunia,” ujarnya.

Dalam semangat yang sama, Jana Abusalha asal Palestina yang hadir mewakili suara generasi muda dunia dalam sesi keynote address dengan tema “The Role of Youth in Fostering Peace Through Culture”, turut menegaskan bahwa peran pemuda dalam membangun perdamaian melalui budaya tidak bisa ditunda.

“Terlalu sering kita mendengar bahwa kaum muda adalah pemimpin masa depan. Tetapi sebenarnya, kaum muda adalah pemimpin hari ini. Mereka adalah arsitek masa depan,” tuturnya.

Menurut Jana, budaya adalah bahasa masa depan yang akan terus dibagikan lintas generasi dan bangsa.

“Melalui budaya, anak muda dapat menjembatani perbedaan. Budaya adalah penawar paling kuat terhadap perpecahan. Setiap lagu, setiap tarian, setiap festival di tengah krisis, adalah cara damai kami untuk mengatakan kepada dunia: kami ada di sini, dan kami akan terus ada,” ucapnya.

Dirinya menambahkan, memahami budaya lain berarti menghapus prasangka.

“Ada hukum sederhana: ketika kita kurang memahami sesuatu, kita cenderung membencinya. Karena itu, kita perlu mengajarkan kaum muda tentang perbedaan dan pertukaran budaya agar mereka bisa merangkul keberagaman,” katanya.

Menutup pidatonya, Jana berpesan agar kaum muda memiliki peran dalam budaya, salah satunya yaitu menjaga budaya sebagai bahasa masa depan yang patut dibagikan kepada semua orang. 

Melalui sesi Keynote Address ini, Kementerian Kebudayaan RI menegaskan bahwa budaya tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga alat strategis untuk membangun perdamaian, martabat, dan kemakmuran bersama. Hal ini turut menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam menjaga dan melestarikan budaya sebagai alat perdamaian dunia. 

Sesi Keynote Address menjadi bagian dari rangkaian pembukaan CHANDI 2025 yang berlangsung pada rabu pagi (3/9/2025) di Ballroom Hotel The Meru, Denpasar, Bali.

Turut hadir dalam sesi ini, Menteri dan Wakil Menteri Bidang Kebudayaan dari Brunei Darussalam, Singapura, Libya, Palestina, Suriah, Zimbabwe, Yordania, Iran, Uzbekistan, dan Venezuela; perwakilan dan pejabat tinggi dari Albania, Kamboja, Prancis, Irlandia, Italia, Malaysia, Maroko, Serbia, Thailand, dan Inggris Raya, Armenia, Algeria, Bangladesh, Belarusia, Belgia, Bulgaria, Siprus, Fiji, Georgia, India, Laos, Mongolia, Belanda, Oman, Pakistan, Rusia, Rwanda, Tanzania, dan Tunisia; Gubernur Bali; para pejabat Kementerian Kebudayaan RI, dan para pimpinan daerah.

CHANDI 2025 resmi digelar oleh Kementerian Kebudayaan pada 3-5 September 2025 di The Meru, Denpasar, Bali. Mengusung tema Culture for the Future, CHANDI 2025 digelar bertepatan dengan peringatan 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang dirancang sebagai wadah global untuk memperkuat peran budaya dalam  menjawab tantangan zaman. 

Melalui berbagai diskusi, forum kolaboratif, dan pameran, CHANDI 2025 bertujuan untuk memperkuat diplomasi budaya sebagai sarana membangun perdamaian dan pembangunan berkelanjutan; mendorong strategi inovatif untuk pelestarian dan pemajuan budaya; pendekatan berbasis masyarakat dalam kebijakan kebudayaan, serta kolaborasi lintas negara demi membangun ekosistem budaya yang inklusif dan berkelanjutan.

(Agustina Wulandari )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya