TEL AVIV - Militer Israel mengebom sebuah menara tinggi di Kota Gaza pada Sabtu (6/9/2025). Militer Israel juga memaksa warga Palestina di Kota Gaza untuk mengungsi ke selatan.
Pasukan Israel telah melancarkan serangan di pinggiran kota utara selama berminggu-minggu setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk merebut Kota Gaza.
Netanyahu mengatakan Kota Gaza adalah benteng Hamas dan merebutnya diperlukan untuk mengalahkan Hamas.
Serangan itu mengancam menggusur ratusan ribu warga Palestina yang berlindung di sana dari agresi selama hampir dua tahun.
Sebelumnya, sekitar satu juta orang, hampir setengah dari populasi Gaza, tinggal di kota tersebut. Juru bicara militer Israel Avichay Adraee menulis di X, penduduk harus meninggalkan kota menuju wilayah pesisir Khan Younis yang telah ditentukan di Gaza selatan. Ia mengklaim mereka yang mengungsi akan mendapatkan makanan, perawatan medis, dan tempat berlindung di sana.
Adraee mengklaim wilayah yang ditentukan tersebut merupakan "zona kemanusiaan".
Militer juga mengeluarkan apa yang disebut "peringatan evakuasi" kepada warga sipil di beberapa wilayah kota. Militer Israel memperingatkan mereka akan segera melancarkan serangan.
Militer kemudian mengebom sebuah menara tinggi di Kota Gaza yang dituduh digunakan oleh Hamas. Namun, militer tidak memberikan bukti yang mendukung pernyataan tersebut. Militer mengklaim warga sipil telah diperingatkan sebelumnya.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, membagikan video di X. Video itu menunjukkan bangunan bertingkat yang tampaknya runtuh setelah serangan, mengirimkan awan debu dan puing ke udara.
Belum diketahui apakah ada korban jiwa akibat kejadian itu.
Militer Israel mengatakan Hamas menggunakan gedung itu untuk mengumpulkan intelijen. Alat peledak telah ditanam di dekatnya. Hamas membantah menggunakan gedung tersebut untuk keperluan militer. Pihak Palestina mengatakan gedung tersebut telah digunakan untuk melindungi para pengungsi.
"Menara-menara ini diawasi dengan ketat, akses masuk hanya diizinkan untuk warga sipil," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Hamas menambahkan tuduhan Israel tersebut merupakan rencana "pengungsian paksa yang sistematis".
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan serangan dan tembakan Israel menewaskan sedikitnya 40 orang di seluruh wilayah kantong Gaza pada Sabtu (6/9/2025), setidaknya setengahnya di Kota Gaza.
Lebih dari 64.000 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak saat itu, menurut otoritas kesehatan setempat, dengan sebagian besar wilayah kantong itu telah menjadi reruntuhan dan penduduknya menghadapi krisis kemanusiaan.
(Erha Aprili Ramadhoni)