Kerusuhan Protes GenZ 212 Meluas di Maroko, Dua Orang Tewas

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 02 Oktober 2025 12:36 WIB
Maroko dilanda demonstrasi antipemerintah yang telah menewaskan setidaknya 2 orang. (Foto: X)
Share :

JAKARTA – Demonstrasi antipemerintah di Maroko yang telah berlangsung selama lima hari menimbulkan korban jiwa pada Rabu (1/10/2025) ketika pasukan keamanan di Lqliaa menggunakan senjata api untuk mencegah sekelompok orang mencuri senjata mereka. Insiden yang menyebabkan dua orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka menandai jatuhnya korban dalam protes yang awalnya menuntut reformasi keadilan sosial.

Protes yang dimulai Sabtu (27/9/2025) lalu dengan tuntutan pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik telah diorganisasi secara daring oleh kelompok pemuda anonim yang menamakan diri "GenZ 212". Kelompok ini telah menggunakan platform seperti TikTok, Instagram, dan aplikasi gim Discord untuk memobilisasi dukungan.

Pasukan keamanan terpaksa menggunakan senjata api untuk membela diri setelah gas air mata gagal menghentikan kelompok tersebut menyerbu fasilitas pasukan keamanan (gendarmerie), kata pihak berwenang setempat, sebagaimana dilansir Reuters.

Bersenjatakan pisau, kelompok tersebut berhasil membakar sebagian fasilitas dan sebuah kendaraan, memaksa pasukan keamanan menggunakan senjata api untuk membela diri, kata pihak berwenang setempat yang tidak merinci berapa banyak korban luka.

Gerakan GenZ 212 terinspirasi oleh protes serupa yang dipimpin oleh pemuda di Asia dan Amerika Latin. Keanggotaan di server Discord GenZ 212 melonjak dari sekitar 3.000 minggu lalu menjadi lebih dari 130.000 hari ini, mencerminkan pertumbuhan pesat gerakan protes yang dipimpin oleh pemuda.

 

Pihak berwenang awalnya merespons dengan upaya untuk membubarkan demonstrasi, tetapi demonstrasi tersebut meningkat menjadi kerusuhan yang meluas pada Selasa (30/9/2025) malam. Kementerian Dalam Negeri mengatakan 263 anggota pasukan keamanan dan 23 warga sipil terluka dalam bentrokan pada Selasa.

Pada Rabu (1/10/2025) malam, kekerasan menyebar ke Salé, dekat ibu kota Rabat, di mana sekelompok pemuda di lingkungan padat penduduk melemparkan batu ke arah polisi, menjarah toko, membakar bank, dan membakar kendaraan polisi, menurut para saksi mata.

Di Tangier, di Selat Gibraltar, para pemuda melemparkan batu ke arah pasukan keamanan.

Kota-kota kecil di wilayah Souss dekat Agadir mengalami kerusuhan paling intens untuk malam kedua berturut-turut. Di Sidi Bibi, pemuda bertopeng membakar kantor pusat komune dan memblokir jalan utama, kata penduduk setempat Hassan Berkouz.

Di selatan Agadir, di Biougra, sebuah bank dijarah dan toko-toko dirusak.

Pusat wisata Maroko, Marrakesh, menyaksikan bentrokan keras ketika para pengunjuk rasa membakar sebuah kantor polisi, menurut media lokal LeDesk.

Gelombang kemarahan kaum muda baru-baru ini dipicu oleh protes sebelumnya di Agadir atas kondisi rumah sakit yang buruk, yang dengan cepat menyebar ke kota-kota lain.

Di Taroudant, kota yang biasanya tenang di sebelah timur Agadir, para demonstran bentrok dengan pasukan keamanan, menyerang toko-toko, dan membakar mobil. Sebaliknya, demonstrasi damai terjadi di Casablanca, ibu kota ekonomi Maroko, dan di kota-kota timur Oujda dan Taza.

 

Para pengunjuk rasa di sana menuntut Perdana Menteri Aziz Akhannouch untuk mengundurkan diri dan meneriakkan slogan seperti "Rakyat menginginkan pemberantasan korupsi."

Tingkat pengangguran Maroko mencapai 12,8%, dengan pengangguran kaum muda mencapai 35,8% dan 19% di kalangan lulusan, menurut badan statistik nasional.

Meskipun Maroko telah mengalami protes damai yang berulang atas keluhan ekonomi dan sosial, kerusuhan minggu ini adalah yang paling keras sejak demonstrasi 2016–2017 di wilayah Rif utara.

Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Dalam Negeri mengatakan akan menjunjung tinggi hak untuk berunjuk rasa dalam batasan hukum dan berjanji untuk menanggapi dengan "menahan diri dan mengendalikan diri, menghindari provokasi."

Pada Selasa, dalam unggahan di situs media sosial yang membahas protes tersebut, kelompok "GenZ 212" mengatakan mereka menolak kekerasan dan berkomitmen untuk melanjutkan protes damai. Mereka menyatakan tidak memiliki konflik dengan pasukan keamanan, hanya dengan pemerintah.

Sejauh ini, 409 orang telah ditahan polisi setelah kerusuhan dan 193 orang akan diadili—sebagian besar dengan jaminan—atas tuduhan termasuk pembakaran, penjarahan, dan penyerangan terhadap pasukan keamanan, menurut jaksa penuntut.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya