Sanae Takaichi Berpeluang Jadi Perempuan Pertama yang Jabat PM Jepang

Rahman Asmardika, Jurnalis
Sabtu 04 Oktober 2025 20:58 WIB
Sanae Takaichi berpeluang kuat menjadi PM Perempuan Pertama Jepang. (Foto: X/@Takaichi_Sanae)
Share :

Berbagai partai lain, termasuk Partai Demokrat untuk Rakyat yang ekspansionis dan Sanseito yang anti-imigrasi, terus memikat pemilih, terutama yang lebih muda, untuk menjauh dari LDP.

LDP dan mitra koalisinya kehilangan mayoritas di kedua majelis di bawah kepemimpinan Ishiba selama setahun terakhir, yang memicu pengunduran dirinya.

"Baru-baru ini, saya mendengar suara-suara keras dari seluruh negeri yang mengatakan bahwa kita tidak tahu lagi apa yang diperjuangkan LDP," kata Takaichi dalam pidato sebelum pemungutan suara putaran kedua, sebagaimana dilansir Reuters.

"Rasa urgensi itulah yang mendorong saya. Saya ingin mengubah kecemasan masyarakat tentang kehidupan sehari-hari dan masa depan menjadi harapan."

Takaichi, yang mengatakan pahlawannya adalah Margaret Thatcher, perdana menteri perempuan pertama Inggris, menawarkan visi perubahan yang lebih gamblang daripada Koizumi dan berpotensi lebih disruptif.

Sebagai pendukung strategi "Abenomics" dari mendiang Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mendorong perekonomian dengan belanja agresif dan kebijakan moneter longgar, ia sebelumnya mengkritik kenaikan suku bunga Bank of Japan.

Dalam konferensi pers setelah kemenangannya, Takaichi memaparkan berbagai rencana untuk memangkas pajak dan meningkatkan subsidi, tetapi mengatakan ia memahami "pentingnya kehati-hatian fiskal". Dia juga mengatakan akan menghormati kesepakatan investasi dengan Presiden AS Donald Trump yang menurunkan tarif bea masuk dengan imbalan investasi yang didukung pembayar pajak Jepang, setelah sebelumnya mempertimbangkan kemungkinan untuk mengulanginya.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya