Dia menjelaskan, secara elektoral, dukungan terhadap PPP terus menurun: dari 10,7 persen suara pada 1999 menjadi hanya 3,87 persen pada 2024.
“Penurunan ini bukan sekadar tren angka, tetapi juga sinyal hilangnya kepercayaan umat,” ungkap Iqbal.
Menurutnya, basis sosial PPP saat ini telah terdistribusi ke partai lain, NU ke PKB, Muhammadiyah ke PAN, kelas menengah Muslim ke PKS, sementara pemilih Islam yang lebih cair cenderung berpihak pada partai-partai nasionalis.
“Jalan satu-satunya adalah kembali ke khittah sebagai rumah besar umat Islam. Kalau ini dilakukan dengan semangat persatuan dan menjadi kesadaran kolektif, PPP masih punya peluang untuk kembali ke Senayan pada 2029,” pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )