SIDOARJO - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur mengalami kesulitan dalam proses identifikasi jenazah korban robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Jenazah-jenazah tersebut saat ini telah dibawa ke Posko Post Mortem di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.
Kabid DVI Kapusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Wahyu Hidajati, menjelaskan bahwa kondisi jenazah yang mayoritas masih berusia 12–15 tahun membuat proses identifikasi berjalan lambat.
“Kondisi jenazah anak-anak cenderung cepat rusak, sehingga menyulitkan pengambilan sidik jari,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).
Metode identifikasi gigi (dental) juga terkendala, sebab pertumbuhan gigi anak usia 12–15 tahun relatif seragam dan minim ciri khusus. Begitu pula dengan identifikasi melalui pakaian atau tanda lahir, yang sulit dilakukan karena banyak korban mengenakan baju koko putih seragam dan keluarga tidak selalu mengingat detail tanda lahir anak-anak mereka.
“Meski penuh hambatan, tim DVI tetap berupaya maksimal melakukan identifikasi secara profesional agar seluruh jenazah dapat dimakamkan secara layak oleh pihak keluarga,” tegas Wahyu.
(Awaludin)