“Semoga air yang mengalir di kota ini tidak hanya menghidupi, tapi juga mempersatukan. Karena sejatinya, di setiap tetes air ada pesan ilahi, kehidupan harus dijaga bersama,” tutupnya.
Komisaris Utama PAM Jaya, Prasetyo Edi Marsudi, menceritakan perjalanan pengelolaan PAM Jya yang sebelumnya dikuasai swasta.
Dia mengungkapkan proses akuisisi Palyja dan Aetra, yang awalnya membutuhkan dana Rp650 miliar melalui arbitrase. Dana tersebut sempat berpindah bank dan baru dikembalikan saat masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, kemudian digunakan sebagai penyertaan modal pembangunan JIS.
Politikus PDIP ini menambahkan, selama dikuasai swasta, warga menengah ke bawah kurang mendapatkan akses air bersih.
“Visinya adalah, ke depan sambungkan semua. Menengah ke bawah harus semua terinstalasi,” tegas Prasetyo.
(Fahmi Firdaus )