"Subduksi ini disertai dengan aktivitas seismik tinggi serta vulkanisme aktif di sepanjang busur kepulauan di atasnya," jelasnya.
Penelitian menunjukkan, Palung Timur Luzon dianggap sebagai zona subduksi muda yang masih berkembang ke arah utara, menjadikannya contoh unik dari proses pembentukan palung laut baru (Hamburger et al., 1983).
"Zona ini memperlihatkan kombinasi antara konvergensi lempeng di sepanjang palung dan geseran mendatar di sepanjang Sesar Filipina (Philippine Fault), yang berperan sebagai sistem transform utama," kata Daryono.
Sementara, kata Daryono, sistem Palung Filipina berhubungan erat dengan gempa-gempa besar di wilayah tersebut. Salah satu peristiwa penting adalah Gempa Luzon 1990 (M7,6) yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Filipina yang berasosiasi dengan zona subduksi ini.
Selain itu, Daryono juga menjelaskan beberapa segmen di sepanjang palung juga berpotensi menghasilkan gempa megathrust dan tsunami, meskipun tingkat penguncian (coupling) antarlempeng relatif lemah dibandingkan zona subduksi lain di Pasifik.
"Secara tektonik, Palung Filipina memainkan peran penting dalam pembentukan dan evolusi Kepulauan Filipina, memengaruhi aktivitas vulkanik, deformasi kerak bumi, serta distribusi gempa di kawasan tersebut," pungkasnya.
(Fetra Hariandja)