Lebih lanjut, sang “profesor” menyatakan bahwa pasar saham akan mengalami keruntuhan besar pada bulan Juni, sehingga menyarankan korban segera memindahkan investasinya ke aset digital seperti kripto.
Polisi mengungkap, para pelaku membuat akun kripto wallet dan mengambil rekening dari para nominee. Rekening-rekening tersebut kemudian diserahkan kepada sindikat scam di Malaysia.
“Setelah rekening jadi, digunakan untuk melakukan penipuan online. Para pelaku juga menerima upah dari setiap pembuatan rekening,” jelas Raffles.
Selain itu, mereka juga mengirimkan telepon genggam, SIM card, buku rekening, dan token bank kepada kurir yang telah disiapkan oleh jaringan sindikat di Malaysia. Barang-barang itu digunakan untuk memverifikasi transaksi rekening yang dipakai dalam aksi penipuan lintas negara tersebut.
(Awaludin)