Trump: Nigeria Negara Sangat Mengkhawatirkan karena Kekerasan Terhadap Umat Kristen

Tim Okezone, Jurnalis
Minggu 02 November 2025 05:05 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump/Foto: Anadolu
Share :

WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan Nigeria masuk ke dalam daftar Countries of Particular Concern (CPC) atau Negara Sangat Mengkhawatirkan. Langkah signifikan ini diambil menyusul peringatan keras dari lembaga pengamat internasional dan pegiat hak asasi manusia (HAM) mengenai penganiayaan dan kekerasan brutal terhadap umat Kristen di negara tersebut.

“Kekristenan menghadapi ancaman eksistensial di Nigeria. Ribuan umat Kristen dibunuh. Islam radikal bertanggung jawab atas pembantaian massal ini," kata Trump seperti dilansir Crux Now, Sabtu (2/11/2025).

Daftar CPC, yang dikelola Departemen Luar Negeri AS, mencakup negara-negara yang dinilai AS melanggar kebebasan beragama. Negara lain yang termasuk dalam daftar ini adalah Tiongkok, Myanmar, Korea Utara, Rusia, dan Pakistan.

Pernyataan AS ini muncul di tengah perdebatan sengit mengenai akar penyebab kekerasan di Nigeria.

Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, saat mengakui adanya penderitaan umat Kristen. Ia berpendapat situasi di sana bukanlah konflik agama, melainkan lebih merupakan konflik sosial seperti sengketa antara penggembala dan petani.

Nigeria sendiri terbagi rata antara umat Kristen (umumnya di selatan) dan umat Muslim (umumnya di utara). Di utara, selusin negara bagian telah memasukkan beberapa bentuk syariat Islam ke dalam sistem hukum mereka.

Uskup Mathew Hassan Kukah dari Keuskupan Sokoto, Nigeria, juga mencatat kekerasan di sana tidak hanya menargetkan umat Kristen, tetapi juga Muslim yang menolak ideologi ekstremis.

 

"Kami tidak berhadapan dengan orang-orang yang berkeliling memegang parang untuk membunuh saya karena saya seorang Kristen," kata Kukah, sambil menunjukkan bahwa ia hidup bebas di Sokoto.

Kukah mengakui diskriminasi yang dihadapi minoritas Kristen di utara, seperti penolakan pemberian tanah untuk gereja. Ia memperingatkan kekerasan di Nigeria tidak dapat dijelaskan hanya sebagai penindasan agama yang didukung negara. Menurutnya, faktor lain yang mendorong pembunuhan adalah tata kelola yang lemah, kemiskinan, etnisitas, dan kejahatan terorganisir.

Sejak 2009, sebuah pemberontakan Islam besar telah beroperasi di Nigeria, yang mengakibatkan puluhan ribu orang terbunuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sekira 2,4 juta orang terpaksa mengungsi.

Sebagian besar kekerasan dipicu penggembala Muslim etnis Fulani yang menyerang komunitas petani Kristen. Parolin menegaskan bahwa kelompok ekstremis ini tidak pandang bulu dalam mengejar tujuan mereka.

(Fetra Hariandja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya