Pengasuh Pesantren Al Tsaqofah ini menegaskan, bahwa tuduhan pihak pihak tertentu, terutama propaganda barat atas realitas kehidupan dan keagamaan di Masyarakat Uighur dan masyarakat Xinjiang yang dikatakan dalam tekanan, adalah salah dan tidak benar adanya.
“Fakta membuktikan masyarakat Uighur dan masyarakat Xinjiang pada umumnya hidup damai, bahagia dan memiliki sumber kehidupan yang memadai dan dijamin oleh negara,”ujarnya.
Human Hapiness Index (Index Kebahagiaan Manusia) dan Angka Harapan Hidup Masyarakat Uighur dan Masyarakat Xinjiang cukup tinggi.
“Fakta dan realitas ini juga membuktikan bahwa tidak ada tekanan kehidupan dan justru sebaliknya jaminan kehidupan dari negara sangat bisa di rasakan masyarakat,”ujarnya.
Tiongkok kata dia juga menjalankan upaya menjaga keamanan dan ketertiban nasional di negaranya. Sudah barang tentu setiap ancaman tantangan, gangguan dan hambatan stabilitas nasional harus diatasi.
Termasuk berbagai ancaman tumbuh berkembangnya radikalisme, ekstrimisme dan terorisme. Radikalisme, ekstrimisme dan terorisme adalah musuh negara dan musuh agama.
“Upaya untuk memberantas radikalisme, ekstremisme dan terorisme sah dan dibenarkan. Maka kehadiran negara dalam menindak pelaku kejahatan terorisme dimanapun berada tidak bisa disalahkan,”tegasnya.
Ketua Umum Majelis Islam A'la Indonesia ini menuturkan, bahwa Muslim Tiongkok Tumbuh dan Berkembang dengan baik di Tiongkok.
Bahkan secara futuristik, Muslim Tiongkok Kedepan, bisa menjadi jembatan penghubung bagi peradaban global sekaligus berpotensi menjadi perkat Muslim Global.
Kehadiran muslim Tiongkok dengan ekosistem halal nya apa bila di optimalkan dapat menjadi ujung tombak penetrasi market muslim global.