"Di tahun 2025 sendiri seperti tadi disampaikan oleh Pak Karopenmas, kurang lebih lebih dari 110 yang saat ini sedang teridentifikasi. Jadi artinya kita bisa sama-sama menyimpulkan bahwa ada proses yang sangat masif sekali rekrutmen yang dilakukan melalui media daring," sambungnya.
Adapun untuk ratusan anak yang telah terpapar radikalisme ini, Densus 88 antiteror bekerja sama dengan kementerian PPPA, Kementerian Sosial dan stakeholder lain untuk mengembalikan kondisi korban.
"Kita semua berkolaborasi untuk membuat langkah-langkah supaya ke depan permasalahan ini bisa segera tersolusikan," pungkasnya.
(Awaludin)