Ia menceritakan bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui jika sang anak ternyata kerap bolos. Setelah ditelusuri, AS akhirnya mengakui bahwa ia sering tidak masuk sekolah karena mendapat perlakuan bullying dari teman-temannya.
“AS minta maaf ke saya, ‘Ma, maafin AS. AS nggak bisa sekolah lagi’. Saya tanya alasannya kenapa, ternyata selama ini dia dibully dari kelas 10 sampai sekarang kelas 12,” ungkap Nurmawati.
Sementara itu, AS menuturkan bahwa ia sudah menjadi korban bullying sejak kelas 10.
Puncaknya terjadi saat ada tugas membuat gantungan kunci. Tanpa sepengetahuannya, wajah AS diedit dan dicetak menjadi gantungan kunci oleh teman sekelasnya.
“Terakhir, foto saya dicetak di gantungan kunci tanpa sepengetahuan saya. Itu pun diedit, rambutnya digondrongin. Jadi praktik itu satu siswa satu gantungan kunci disuruh buat,” jelas AS.