Menko PMK: Waspada Potensi Hujan Lebat hingga Akhir Tahun

Binti Mufarida, Jurnalis
Rabu 03 Desember 2025 14:56 WIB
Menko PMK: Waspada Potensi Hujan Lebat hingga Akhir Tahun (tangkapan layar)
Share :

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, mengingatkan agar waspada dan siap siaga hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia hingga akhir 2025. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah menyampaikan peringatan dini. Wilayah itu meliputi Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan, Jawa, dan Maluku.

1. Waspada Hujan Lebat hingga Akhir Tahun

“Pemerintah terus waspada dan siap siaga, BMKG telah menyampaikan ada potensi hujan lebat bahkan sangat lebat sampai akhir tahun ini termasuk di wilayah Aceh, Sumut, Kalimantan, Jawa, Maluku, dan Papua,” kata Pratikno saat konferensi pers di Posko Nasional Penanggulangan Bencana di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025). 

Pratikno mengatakan, pemerintah sudah melakukan persiapan untuk mengurangi dampak signifikan akibat hujan lebat. Namun, dia belum merincikan persiapan yang sudah dilakukan.

“Ini kami sudah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” ujarnya. 

Sebelumnya, Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, memperingatkan ancaman cuaca ekstrem yang terjadi jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Cuaca ekstrem diperkirakan terjadi sejak akhir Desember hingga awal Januari 2026. 

“Saat ini kita lihat apa yang akan kita hadapi dalam periode Nataru tahun ini, yaitu mulai dari minggu ketiga Desember hingga memasuki minggu kedua Januari,” kata Faisal dalam paparannya dalam Rakor Pusat dan Daerah dalam Rangka Mengantisipasi Nataru di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, pada Senin (1/12/2025).

Faisal menjelaskan rentetan ancaman yang akan dihadapi mulai dari Monsun Asia, yang merupakan angin musiman bertiup dari benua Asia ke benua Australia. Angin ini akan meningkatkan hadirnya curah hujan yang lebih banyak di Indonesia. 

“Kemudian ada anomali atmosfer yang dinamakan Madden Julian Oscillation. Ini juga akan meningkatkan curah hujan di beberapa tempat,” ujarnya.

 

Selain itu, ada seruakan dingin dari Siberia yang menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat. Sementara gelombang atmosfer yang datang dari sebelah barat Kelvin hingga yang dari sebelah timur Rossby Equator juga akan memperkuat terjadinya anomali cuaca yang menyebabkan hujan ekstrem.

“Selanjutnya ini perhatian kita saat ini yaitu Indonesia yang mulai terbangkit adanya bibit siklon dan terjadinya berkembang menjadi dewasa menjadi siklon tropis. Walaupun ini adalah fenomena yang tidak lazim di daerah ekuator, tapi ternyata kita alami beberapa kali,” ucapnya.

Di sisi lain, Faisal mengaku bersyukur dengan adanya La Nina yang terjadi di Indonesia tahun ini. Pasalnya, fenomena tersebut tidak akan memberi dampak besar pada musim hujan tahun ini. 

“Sehingga dalam kondisi lemah sehingga tidak memengaruhi cuaca kita secara signifikan,” tuturnya. 

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya