Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Waka BIN Masuk, PBNU Rawan Diintervensi

Koran SI , Jurnalis-Selasa, 13 April 2010 |12:07 WIB
Waka BIN Masuk, PBNU Rawan Diintervensi
Pemilihan Ketua Umum PBNU di Muktamar Ke-32 di Makassar (Foto: SI)
A
A
A

JAKARTA - Tim formatur kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akhirnya berhasil menyusun kepengurusan PBNU periode 2010–2015. Ada beberapa kejutan dalam susunan kepengurusan baru PBNU tersebut. Salah satunya, munculnya Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Waka BIN) As’ad Said Ali sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) PBNU.

Adapun posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU dijabat Iqbal Sulam. Untuk posisi Wakil Rais Aam PBNU dijabat KH Hasyim Muzadi dan KH Musthofa Bisri (Gus Mus). Hasil keputusan tersebut diambil melalui rapat tim formatur di kediaman Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfudz di Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah, tadi malam.

Pengamat politik NU Imdadun Rahmat menilai masuknya As’ad Said sebagai Wakil Ketua Umum PBNU sangat rawan bagi PBNU.

Sebab, menurut dia, bukan tidak mungkin, dengan jabatannya sebagai Wakil Kepala BIN,As’ad akan dapat melakukan intervensi terhadap PBNU ke depannya. "Apa pun itu, As’ad Said Ali adalah Wakil Kepala BIN yang juga representasi pemerintah. Jadi, idealnya, Pak As’ad harus mundur dari Waka BIN jika ingin aktif di NU," kata Imdad kepada harian Seputar Indonesia(SI) tadi malam.

Jika nantinya As’ad memilih aktif di NU, mau tidak mau harus lebih mementingkan urusan NU ketimbang menjadi kepanjangan tangan pemerintah untuk melakukan intervensi.

"Ini memang serbasusah. Yang kita kenal Pak As’ad itu dibesarkan dari keluarga pesantren. Jadi ke-NU-annya tidak perlu diragukan lagi. Tapi, juga tidak dibenarkan jika nantinya Pak As’ad lebih mengutamakan kepentingan pemerintah," ujarnya.

Mantan tim sukses yang juga salah satu orang kepercayaan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Sulthan Fatoni, mengatakan, penunjukan As’ad Said Ali sebagai Wakil Ketua Umum PBNU diharapkan bisa memperkuat politik kebangsaaan di NU, yakni dengan menitikberatkan membuka jaringan ekonomi dan pendidikan NU, khususnya di pondok pesantren. Selain itu,memperkuat jaringan internasional yang selama ini dinilai sudah membaik.

"Pak As’ad dinilai memiliki kemampuan untuk itu, yaitu bisa memperkuat politik kebangsaan dan jaringan internasional," kata Sulthan.

(Ahmad Dani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement