JAKARTA - Rencana pemerintah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN, sepertinya harus dipikrkan ulang. Pasalnya, penolakan pembangunan ini terus mendapat tentangan dari masyarakat.
Seperti aksi unjuk rasa yang digelar depan Gedung DPR, Senin (26/4/2010) hari ini. Ratusan mahasiswa dan pencinta lingkungan hidup yang tergabung dalam Simpatisan Sehati Nusantara berdemo menolak pembangunan PLTN.
Ketua Koordinasi Aksi, Lukman Hakim mengatakan, pembangunan PLTN bukanlah solusi cerdas untuk menambah pasokan listrik di wilayah Indonesia.
“Pembangunan PLTN di Indonesia bukanlah solusi terakhir. Opsi ini sangatlah merugikan bahkan membahayakan bagi masyarakat kita,” seru Lukman Hakim.
Aksi yang juga untuk memperingati 24 tahun tragedy Chernobyl ini, sengaja digelar untuk mengingatkan masyarakat akan dampak negatif dari ledakan PLTN tersebut.
“Ribuan orang tewas beberapa saat setelah terpapar radiasi nuklir, dan ratusan ribu lainnya kini hidup dalam bayang-bayang ancaman kanker,gangguan pernafasan dan kelainan fisik,” tegasnya.
“Radiasi juga terbukti menyebabkan mutasi genetik pada tumbuhan dan hewan. Ini harus jadi pelajaran dan pertimbangan dari pemerintah kita, apalagi Indonesia belum sepenuhnya menguasai soal PLTN, jangan sampai tragedi Cernobly terulang kembali,” ungkapnya.
Dia meminta, DPR dan PLN segera mungkin membatalkan pembangunan tersebut. “Ini sebuah ancaman serius bagi kehidupan masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Selain melakukan aksi unjuk rasa, massa juga menggelar aksi teraktikal yang menggambarkan seorang manusia menderita karena terkena dampak dari radiasi Nuklir. Rencananya aksi tersebut akan dilanjutkan di Dewan Energi Nasional dan serentak dilakukan di 6 kota lainnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)