"Pembangunan Ramah Lingkungan Nyaris Tak Ada"

JAKARTA - Tiga tahun sudah Fauzi Bowo memimpin DKI Jakarta, selama itu pula kinerja Foke, sapaan akrabnya, terus dipantau. Selain soal kemacetan lalu lintas dan banjir yang menyita perhatian, juga disorot mengenai pembangunan ramah lingkungan di Jakarta.  
Menurut ahli perkotaan dari Universitas Tarumanegara, Darrundono, saat dihubungi okezone, Jumat (8/10/2010), Fauzi Bowo kerap tidak sigap menyikapi permasalahan Ibu Kota.
 
“Banjir kiriman salah satunya. Program yang dicanangkan Almarhum Ali Sadikin tidak ada yang tuntas digarap. Pemerintah DKI harusnya khawatir dengan prediksi 2020 permukaan air teluk Jakarta akan naik sampai 15 kilometer dari garis pantai. Ini bisa sampai Monas loh!” katanya.
 
Selain banjir, dia juga menyoroti soal pembangunan yang terus dicanangkan Foke.
 
“Soal perumahan, kenapa Fauzi Bowo terus programkan rumah susun (rusun), bukan perkampungan. Pembangunan yang ramah lingkungan juga nyaris tidak ada,” kata
 
Menurutnya, kesemrawutan Jakarta ini sebenarnya dimulai sejak Sutiyoso memerintah. Dia banyak mengizinkan pendirian bangunan bertingkat, perubahan ruang terbuka, kuburan menjadi bangunan mewah dan apartemen.
 
“Jadi tidak hanya Fauzi Bowo. Ini tidak bisa hanya dilihat dari RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). Karena menurut Sekjen PBB, tidak ada tata ruang yang baik selama tidak ada tata pemerintahan yang baik. Jadi good governance-nya harus baik,” paparnya.
 
Hal lainnya, lanjut Darrundono, mengenai penanganan kependudukan. Menurutnya, operasi yustisi itu tidak akan efektif karena urbanisasi merupakan peristiwa yang lumrah dan sifatnya sebab akibat.
 
“Ke depan Pemprov DKI harus mawas diri. Pembangunan super development disetop dulu saja. Jangan lupa, tanah Jakarta tidak seperti New York. Masa depan Jakarta harus dipikirkan,” pungkasnya.

(Lusi Catur Mahgriefie)