JAKARTA - Perayaan HUT ke-484 DKI Jakarta yang puncaknya ditutup dengan pesta kembang api, semalam selama 30 menit, mengundang berbagai tanggapan. Pasalnya, pesta kembang api dinilai menghambur-hamburkan dana.
Ketua Pusat Kajian Pengembangan Perkotaan Universitas Indonesia mengakui dalam pesta kembang api memang ada dana yang dikeluarkan. "Kalau dilihat sih, memang ada yang menghamburkan dana," ungkap kepada okezone, Kamis (23/6/2011).
Namun pihak Pemprov DKI Jakarta berdalih pesta kembang api semalam merupakan permintaan dari masyarakat. "Itu permintaan masyarakat, kita Pemprov hanya menurutinya," ungkap Humas Pemprov DKI Jakarta Cucu Ahmad. Kendati demikian, spirit yang keluar dalam momen HUT DKI tidak bisa dinilai dengan uang. " Setelah keinginan masyarakat dipenuhi, apa selanjutnya yang diberikan oleh pemerintah?" tegas Rudy.
Menurutnya, masih ada permasalahan yang harus dibenahi, seperti sekolah rusak, penanganan banjir, serta jalan rusak. "Apakah sekolah rusak dipenuhi, banjir dipenuhi, dan jalanan rusak dipenuhi yang sudah banyak memakan korban," terang Rudy. Karenanya, yang perlu ditekankan masyarakat adalah program perbaikan."Harusnya masyarakat lebih menekan pemerintah untuk melakukan perbaikan-perbaikan," imbuhnya.
Dengan pajak yang sudah dibayar oleh rakyat, apakah pemerintah sudah memenuhi kepentingan-kepentingan umum. "Jangan rakyat disuruh bayar pajak saja. Di mana uang pajak yang sudah dibayar rakyat? Tapi rakyat tidak bisa merasakan kenyamanan yang diberikan oleh pemerintah," kritiknya.
(Dadan Muhammad Ramdan)