Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jakarta Semerawut, Ini Kata Bang Yos

Ferdinan , Jurnalis-Jum'at, 24 Juni 2011 |19:12 WIB
Jakarta Semerawut, Ini Kata Bang Yos
A
A
A

JAKARTA - Di usianya yang menginjak 484 tahun, Kota Jakarta masih menyimpan segudang masalah dibalik kemegahannya.

Kemacetan, banjir, dan ruang kota yang tak tertata baik masih jadi pekerjaan rumah yang tak terselesaikan hingga kini. Lantas apa kata mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso? Pria yang akrab disapa Bang Yos ini menyebut masalah kota Jakarta bisa teratasi dengan bantuan pihak lain.

"Ada masalah-masalah di Jakarta yang krusial termasuk kategori sulit untuk diatasi karena tergantung pihak lain," kata Sutiyoso kepada okezone, Jumat (24/6/2011).

Persoalan pertama, kependudukan. Urbanisasi ke Jakarta terus terjadi. "Mereka mengadu nasib, sementara lahan pekerjaan terbatas," ujarnya.

Kelebihan beban penduduk ini membuat pemerintah provinsi DKI kesulitan mengelola penduduk. "Timbulah penyerobotan lahan, banyak yang memilih bermukim di bantaran kali dan meningkatnya jumlah pengemis," sambungnya.

Di sini, Jakarta, lanjut Sutiyoso, bergantung pada pemerintah pusat. Bila pembangunan tetap tidak merata, ledakan penduduk tak terelakkan.

Kedua, masalah banjir Jakarta. Ibu Kota hingga saat ini tak mampu menampung luapan air dari Puncak, Cisarua, Jawa Barat. Aliran air 13 hulu sungai meluber karena Jakarta tak memiliki kantong air.

"Daerah Puncak tidak berfungsi sebagai resapan. Ketika curah hujan tinggi enggak bisa diatasi, arus ke bawah sementara sungai kita tak mampu menampung," pungkasnya.

Guna mengatasi masalah ini, Bang Yos tetap berharap Pemprov DKI membuat waduk dan Situ di sejumlah titik khususnya di wilayah selatan Jakarta. Waduk maupun Situ akan menjadi kantong air bagi 13 sungai yang melintasi Ibu Kota.

Ketiga, masalah kemacetan. Arus masuk kendaraan dari wilayah sekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, dan Bogor totalnya mencapai 700 ribu kendaraan per hari. "Ini penyumbang signifikan atas kemacetan," ujarnya.

Sutiyoso menambahkan, sistem transportasi yang terintegrasi diyakini mampu mengurangi tingkat kemacetan. Proyek Monorail yang diusung Sutiyoso pun mestinya bisa segera rampung. "Pemerintah pusat harus ikut turun mengatasi kemacetan, membantu pembangunan monorail. Menteri Perhubungan juga mesti proaktif," tandasnya.

Terakhir, tumpukan sampah masih jadi masalah yang juga belum teratasi. Pengolahan sampah Jakarta harus melibatkan pemerintah daerah. "Tanpa bantuan 'tetangga', urusan sampah sulit diatasi," imbuh dia.

Untuk mengatasi empat masalah tersebut, Bang Yos kembali mempertanyakan konsep Megapolitan. "Ini penting konsep Megapolitan untuk mengatasi masalah secara bersama-sama," pungkasnya.

Sutiyoso mengkritik Peraturan Presiden (Perpres) No 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekjur yang hingga kini realisasinya nol. "Sudah ada Perpres tapi realisasinya tidak pernah ada. Mestinya dibentuk lembaga pelaksana dan diberi anggaran untuk melaksanakan program kota megapolitan," tutupnya.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement