BANGKOK - Pertemuan Pertemuan Komite Daerah Perbatasan (RBC), antara Thailand dan Kamboja berakhir dengan baik. Pertemuan itu menghasilkan perjanjian kerja sama militer antar kedua negara untuk keamanan wilayah perbatasan.
Thailand dan Kamboja juga sepakat menarik mundur para pasukannya atas perintah Pengadilan Internasional PBB (ICJ) dan mengizinkan masuknya para pengamat dari Indonesia untuk ditempatkan di wilayah perbatasan.
"Kami sudah membahas masalah penarikan mundur dan penempatan para pengamat, namun kami akan serahkan pemerintah kami untuk memutuskannya," ujar Komandan Militer Thailand Letnan Jenderal Thawatchai Samutsakorn, seperti dikutip The Nation, Kamis, (25/8/2011).
Pertanyaan-pertanyaan mengenai penarikan mundur pasukan dari kedua negara ini akan didiskusikan lagi pada pertemuan Komite Perbatasan Umum (GBC) di Phnom Penh, Kamboja pada September mendatang. Pertemuan GBC akan menentukan para otoritas kedua negara ini apakah mereka akan menarik pasukannya atau tidak.
"Kami hanya membicarakan hal baik dalam hubungan kami, karena ketegangan sudah mulai mengendur. Bentrokan yang sebelumnya muncul terjadi akibat faktor eksternal dan politik," ujar Samutsakorn.
Hubungan Thailand dan Kamboja saat ini tampak menunjukkan adanya perkembangan yang baik. Sejak Yingluck Shinawatra dilantik sebagai Perdana Menteri Thailand, Kamboja tampak jauh lebih bersahabat ke Thailand.
Perdana Menteri Hun Sen bahkan menyatakan, isu perbatasan ini tidak perlu menjadi beban lagi untuk ASEAN dan Hun Sen juga tidak akan mengangkat isu ini ke forum-forum ASEAN yang akan datang.
(Rani Hardjanti)