BEOGRAD - Pertemuan Peringatan 50 tahun Gerakan Non Blok (GNB) diselenggarakan di Beorgad, Serbia pada 5 hingga 6 September. Pertemuan di Beograd ini dilaksanakan untuk memperingati penyelenggaraan KTT Beograd tahun 1961 yang menandai titik awal kelahiran GNB.
Partisipasi Indonesia pada pertemuan ini mendapat perhatian khusus dari Serbia selaku tuan rumah. Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Marty Natalegawa hadir dalam pertemuan tersebut.
Pada kesempatan itu, Menlu RI menekankan, GNB harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kontribusinya kepada masyarakat internasional. GNB juga harus menyesuaikan diri dengan kondisi dunia yang telah berubah. Demikian seperti diberitakan Siaran Pers Kementerian Luar Negeri Indonesia, Selasa (6/9/2011).
Menlu Marty juga mengingatkan kembali tiga visi yang sudah disampaikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, pada pertemuan pembuka 50 tahun GNB di Bali yang dilaksanakan pada Mei lalu.
Visi tersebut antara lain;
Pertama adalah agar GNB menjadi kontributor bagi perdamaian dan keamanan internasional. Untuk ini, GNB harus memastikan agar negara-negara GNB, dan juga kawasan di sekitarnya, menjadi wilayah yang damai, aman dan stabil. GNB juga harus mengutamakan pendekatan yang inklusif dan mengedepankan dialog dan diplomasi. Dengan kata lain, GNB harus mengupayakan keamanan bersama bagi masyarakat internasional.
Kedua adalah agar GNB menjadi kontributor kemajuan politik dan demokrasi. Untuk ini, GNB harus menjadi kekuatan global yang peka akan tuntutan demokrasi dan bekerjasama dengan elemen masyarakat internasional lainnya bagi dihormatinya nilai-nilai demokratis. Dengan kata lain, GNB harus mengupayakan tercapainya kemajuan bersama bagi penguatan demokrasi.
Ketiga, GNB harus menjadi kontributor bagi peningkatan kemakmuran dunia. Dalam hal ini, GNB harus meningkatkan kerjasama yang diarahkan pada peningkatan kemakmuran negara-negara anggotanya, dan mengupayakan tercapainya kemakmuran bersama.
(Rani Hardjanti)