BANDUNG BARAT - Herman (42), warga Kampung Pasirpanjang, RT 07/01, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, terpaksa dikurung dalam ruang berukuran 1x2 meter oleh keluarganya.
Perilaku Herman kerap membuat resah warga. Dia kerap membuang hajat besar dan kecil sembarangan.
“Saya takut dia buat kesal tetangga, jadi terpaksa dikurung dari pada mengganggu tetangga," kata ibu Herman, Oyoh (70), saat ditemui di rumahnya, Rabu (20/6/2012).
Oyoh mengaku tidak tega memperlakukan anak keempatnya tersebut. Terlebih, perkembangan tubuhnya terganggu sejak dikurung. Dia menderita cacat akibat punggung dan tulang belakangnya turun hingga bokongnya berada hampir di bawah perut. Badannya membungkuk sampai dia hanya bisa jongkok dengan posisi lutut lebih tinggi dari kepala.
Dikatakan Oyoh, Herman mengalami keterbelakangan mental sejak kecil. Dia senang bermain di kolong-kolong rumah panggung tetangganya. Di kolong rumah itu, anaknya sering buang air sembarangan sehingga membuat tetangga kesal.
Selain itu, Oyoh khawatir Herman main ke Waduk Saguling yang melintasi kampungnya.
“Saya takut dia tenggelam di Saguling. Akhirnya, saya buatkan tempat khusus buatnya,” sambung Oyoh.
Dia dimandikan hanya sekali dalam sepekan dan hanya diizinkan keluar ketika ruangan dibersihkan. Untuk makan, Herman mengonsumsi menu seperti saudara-saudaranya.
Mengenai pengobatan, Oyoh mengaku anak ke empat dari lima bersaudara itu pernah dibawa ke rumah sakit. Namun, karena keterbatasan biaya, pengobatan tidak maksimal. Pengobatan alternatif juga sudah dicoba, namun tetap saja nihil.
“Saya hanya bisa sabar dan menerima nasib apa adanya, walaupun dalam hati saya ingin lihat Herman sembuh,” tutupnya.
(Anton Suhartono)