DHAKA - Pengadilan Bangladesh memenjarakan 253 anggota kelompok paramiliter dan perawat pria yang diduga berpartisipasi dalam insiden pemberontakan pada 2009 silam. Pemberontakan itu juga menewaskan sejumlah pejabat militer.
Puluhan pejabat militer senior di Bangladesh tewas dalam demonstrasi pada 2009 silam. Sejumlah pasukan dari markas Bangladeshi Rifles (BDR) yang membelot melakukan pembantaian dan membuang mayat-mayat korban pembantaian ke dalam parit, serta kuburan yang baru saja digali.
Lebih dari 4 ribu pasukan dari BDR didakwa atas kasus pemberontakan, sementara itu 2 ribu lainnya masih diadili. Menurut pengadilan khusus yang digelar Sabtu pekan lalu, 253 orang yang bekerja sebagai perawat di markas BDR dipenjara.
"Dari 253 terdakwa, 140 orang itu adalah perawat pria dari rumah sakit dan 80 orang lainnya adalah asisten perawat.30 orang di antara mereka adalah pasukan paramiliter yang dirawat di markas itu," ujar pengadilan, seperti dikutip AFP, Senin (16/7/2012).
"Para staf rumah sakit ini didakwa karena mencoba membakar mayat-mayat dan membantu para pasukan BDR membuangnya ke dalam kuburan di dekat rumah sakit," tambahnya.
Pemberontakan itu menyebark dari Dhaka ke sejumlah wilayah-wilayah lain di Bangladesh. Ribuan pasukan melakukan perlawanan para pejabat militer dan peristiwa ini diklaim menjadi pemberontakan militer terburuk dalam sejarah Bangladesh.
Sejumlah pengadilan khusus dibentuk, pengadilan itu dijalankan oleh militer dan juga sipil dengan hukum yang berbeda-beda. Para pasukan Bangladesh diadili dalam pengadilan yang berbeda dengan sipil, beberapa orang di antara mereka juga menghadapi vonis hukuman mati.
(Aulia Akbar)