BANDUNG - Penulis buku cerita dongeng Sunda berjudul Leuwih Ngeunah Inem (Lebih Enak Inem) mengelak bila karyanya disebut berbau porno. Menurutnya, isi buku itu hanya banyolan atau guyonan khas Sunda. Selain itu, buku tersebut sebenarnya diperuntukkan bagi guru, bukan untuk dibaca siswa.
Penulis, Taufik Faturrahman, saat ditemui di Balai Pengembangan Bahasa Daerah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Jalan Dr Radjiman, Bandung, Jawa Barat, Kamis (31/1/2013), menjelaskan, buku tersebut dijual satu paket berisi tujuh eksemplar. Cetakan pertama keluar pada 2001.
Seluruh edisi diperuntukkan bagi guru. Di salah satu buku juga tertera tulisan bukan diperuntukkan untuk siswa, namun bagi guru yang sudah berumah tangga.
Pendistribusian buku tersebut, kata Taufik, dilakukan secara personal atas pesanan para guru. Umumnya, buku tersebut dibaca untuk melepas penat usai mengajar.
Kalimat yang dinilai berbau porno di dalam buku tersebut, jelas Taufik, hanya guyonan khas Sunda. Bahkan, sebagian tulisan dalam buku itu sudah diterbitkan di sejumlah surat kabar sejak 2004.
Soal buku-buku tersebut dibaca siswa SMA di Kota Bandung, dia menilai hal tersebut kemungkinan kelalaian pihak sekolah. Pasalnya, buku-buku itu tidak seharusnya berada di rak perpustakaan sehingga bisa dibaca siswa.
Sementara itu, Kepala Balai Pengembangan Bahasa Daerah Disdik Jabar, Husein R Hasan, menegaskan, buku tersebut memang bukan untuk dikonsumsi para siswa. Dia mengimbau buku tersebut ditarik dari perpustakaan.
Dinas, lanjut Husein, juga akan meninjau ulang buku-buku kurang layak dibaca siswa lainnya yang sudah terlanjur beredar di sekolah.
(Anton Suhartono)