JAKARTA - Operasi pemadaman api yang membakar hutan dan ladang di Riau, dilakukan dengan mengerahkan dua helikopter Bolco untuk melakukan water bombing dan dua pesawat Hercules dan Cassa untuk penyemaian awan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, operasi pemadaman dilakukan melalui darat dan udara, sejak Sabtu 22 Juni. Tim udara mengerahkan dua helikopter Bolco dengan kapasitas 500 liter melakukan 16 kali pemadaman di daerah Mandau dan berhasil memadamkan api seluas 100 meter persegi.
“Penyemaian awan dua ton dilakukan di daerah Mandau, Bengkalis dan Duri. Pada hari ini dilaporkan terjadi hujan di Desa Bukit Kapur, Dumai,” kata Sutopo, melalui pesan singkat yang diterima Okezone, Minggu (23/6/2013).
Sementara operasi darat dilakukan di Bengkalis dengan mengerahkan personel TNI/Polri, masyarakat, manggala agni, BPBD, dan instansi lainnya.
Sutopo menambahkan, berdasarkan pantauan satelit NOAA, terdapat 92 titik api (hotspot) pada Sabtu kemarin. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dari yang terpantau satelit sehari sebelumnya yakni 13 titik.
“Peningkatan jumlah hotspot tersebut lebih disebabkan ketidakmampuan sensor satelit mendeteksi hotspot karena tebalnya asap sehingga sensor thermal dari satelit NOAA tersebut tidak dapat tembus ke permukaan tanah. Jadi ini bukan disebabkan meningkatnya aktivitas pembakaran,” tambahnya.
Dari 92 hotspot tersebut sebagian besar terdapat di daerah Rokan Hilir dan Bengkalis. Arah angin di Riau mengarah ke timur dan timur laut sehinggga asap menyebar ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Sementara itu hotspot di Jambi 12 titik, Kalimantan Barat 18 titik dan Kalimantan Timur 18 titik.
Sutopo juga menyampaikan, tindak lanjut pengumuman Menteri Lingkungan Hidup tentang delapan perusahaan yang diduga melakukan pembakaran lahan dan hutan, Polda Riau sudah melakukan pengecekan dan verifikasi kepada dua perusahaan yaitu PT Lagam Inti Hibrida di Pelalawan dan PT Bumi Reksa Sejati di Indragiri Hilir.