Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pencetus PSSI Batal Jadi Pahlawan Nasional

Prabowo , Jurnalis-Rabu, 11 September 2013 |21:09 WIB
Pencetus PSSI Batal Jadi Pahlawan Nasional
Cover buku tetang Soeratin Sosrosoegondo (Foto: Prabowo/Okezone)
A
A
A

YOGYAKARTA - Nama Soeratin Sosrosoegondo sudah tidak asing lagi bagi pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Pasalnya, Soeratin merupakan pencetus PSSI pada 1930 sekaligus sebagai Ketua PSSI. Kala itu, nama PSSI adalah Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia.

Banyak kalangan ingin menjadikan Soeratin Sosrosoegondo sebagai pahlawan nasional. Di antaranya adalah, Pemerintah Kota Solo, Pemerintah Kota Yogyakarta yang disampaikan mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto pada 2005, Pemerintah Kota Bandung, hingga Gubernur Jawa Barat.

Namun keinginan itu tidak bisa dikabulkan pemerintah melalui Kementrian Sosial, yang menangani tentang pemberian gelar. Pasalnya, harus ada kriteria khusus, salah satunya kajian akademis tentang perjuangan Soeratin.

"Kita dari Kemenpora memiliki kewajiban untuk memfasilitasi kekurangan kajian akademis ini. Untuk itu pada Minggu, 15 September akan ada seminar nasional membahas kajian akademis di Rich Hotel Yogyakarta," kata Deputi Promosi dan Penghargaan Kemenpora, Chandra Bhakti dalam keterangan pers di Ndalem Soeratin, Jalan AM Sangaji Nomor 68 Yogyakarta, Rabu (11/9/2013).

Chandra menyampaikan dalam seminar akan diluncurkan buku berjudul “Soeratin Sosrosoegondo: Menentang Penjajahan Belanda dengan Sepak Bola Kebangsaan”. Buku setebal 180 halaman itu karya Eddi Elison, mantan wartawan yang juga sebagai pengurus PSSI hingga menelorkan beberapa buku tentang sepakbola.

"Pak Menteri (Menpora) Roy Suryo sangat mendukung dan memberikan rekomendasi atas usulan supaya eyang Soeratin menjadi pahlawan nasional," imbuh Chandra.

Eddi Elison menyampaikan panjang lebar perjalan hidup Soeratin Sosrosoegondo hingga akhir hayatnya pada 01 Desember 1959. Soeratin merupakan seorang intelektual berdarah biru (Pakualaman) dari Yogyakarta yang lahir pada 1898 di Yogyakarta.

"Tidak banyak yang tahu perjuangan Soeratin. Beliau merupakan mantan Letnan Kolonel AD 1946-1948. Ada saksi hidup dari Kololonel TNI (Purn) H Herrawan yang merupakan ajudan Soeratin," katanya.

Saat menjadi Ketua PSSI, Soeratin mendapat tugas intelijen mendirikan pabrik-pabrik senjata, mesiu, dinamit di Bandung. Ada delapan pabrik senjata di bawah pengawasan Soeratin.

Hingga akhir hayatnya, Soeratin hidup miskin di Jalan Lombok Nomor 33 Bandung karena tidak mendapat pensiun dari pemerintah. Istri Soeratin, RA Srie Woelan merupakan adalah adik kandung tokoh pergerakan nasional Dr Soetomo, pendiri Boedi Utomo pada 20 Mei 1908. Saat ini, setiap 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional dan Soetomo dianugerahi sebagai pahlawan nasional.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement