MUSI RAWAS - Tewasnya seorang mahasiswa dan dugaan pelecehan seksual pada ospek Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mengegerkan dunia pendidikan. Ospek, yang seharusnya sarat nilai-nilai akademis, justru dihiasi kegiatan yang jauh dari norma sosial dan agama.
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal, peristiwa ini menjadi peringatan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas anak muda Indonesia harus bekerja keras dalam memberi wawasan akhlak dan moral kepada mereka.
"Peristiwa ini juga menjadi refleksi perlunya kerja keras dalam pendidikan moral dan agama," kata Fasli kepada Okezone, usai memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Musi Rawas, STIE Musi Rawas dan STMIK Musi Rawas di Musi Rawas, Palembang, Selasa (17/12/2013) sore.
Selain itu, ujar Fasli, dugaan pelecehan seksual dalam kegiatan ospek menunjukkan begitu pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi di antara mahasiswa dan anak muda Indonesia. BKKBN melakukannya melalui program Generasi Berencana (Genre).
Menurut Fasli, program ini dirancang sedemikian rupa sehingga pendidikan tentang kesehatan reproduksi menjadi menyenangkan. Pesan-pesan tentang isu tersebut pun dapat masuk secara halus ke ranah kognisi anak muda.
"Jadi mereka makin paham tentang kesehatan reproduksi dan bisa berani mengatakan tidak jika mengalami pelecehan seksual," imbuhnya.
Mantan Wamendiknas ini menegaskan, jika para anak muda Indonesia sudah memiliki pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksinya, maka dia bisa membentengi diri sendiri. Bahkan, dia sudah bisa memblok mereka yang terlihat ingin berbuat jahat secara seksual. Termasuk, dalam kegiatan ospek; tidak akan ada lagi paradigma senior lebih kuat dari junior.
"Jika anak muda kita sudah tahu dan paham hak-hak reproduksinya yang dilindungi undang-undang, maka dia akan bisa mengatakan 'tidak' kepada siapa pun dalam konteks apa pun," ujarnya.