JAKARTA - Ospek harusnya menjadi sarana bagi para mahasiswa baru untuk mengenal lebih dekat tentang dunia kampus lewat para senior. Sayang, tujuan tersebut justru terabaikan dan terganti dengan aksi kekerasan.
Sejumlah ospek pun kerap diwarnai aksi kekerasan yang berujung pada luka fisik hingga kematian. Berikut ospek di kampus yang diwarnai kekerasan dan menimbulkan korban jiwa.
1. Ospek di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
IPDN merupakan salah satu kampus yang terkenal dengan tradisi ospek penuh kekerasan. Meski beberapa tahun belakangan IPDN berupaya meninggalkan predikat tersebut, akhir April lalu, aksi kekerasan dalam ospek kembali terulang.
Mata dua mahasiswa (praja) putri IPDN diduga terkena cairan asam. Hal ini dikuatkan dengan hasil pemeriksaan RS Mata Cicendo, Bandung, yang menyatakan bahwa dua epitel kornea (bagian terluar kornea mata) praja putri IPDN mengelupas. Sedangkan tiga praja lainnya hanya mengalami iritasi biasa.
Sementara itu, pihak IPDN menampik dugaan kelima praja putri tersebut merupakan korban kekerasan seniornya. Kabiro Kemahasiswaan IPDN, Benhard Rondonuwu mengatakan, pada Minggu 27 April 2014 memang ada sejumlah praja putri tingkat II yang dibawa ke rumah sakit, namun bukan diakibatkan penganiayaan atau tersiram cairan kimia. Mereka hanya kecipratan dari lumpur saat hujan deras mengguyur kampus pada Minggu sore.
Namun, dari informasi yang dihimpun wartawan, beberapa hari sebelumnya terjadi keributan antara praja putri tingkat III dan praja tingkat II yang berujung pada penganiayaan. Mata beberapa praja terkena cipratan cairan berbahaya.
2. Ospek di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara
Di bulan yang sama, yakni April 2014, aksi kekerasan oleh mahasiswa senior juga terjadi di STIP Marunda, Jakarta Utara. Korban bernama Dimas Dikita Handoko. Dengan alasan ingin bicara, pada 25 April 2014, sejumlah mahasiswa senior STIP Marunda memanggil Dimas dan beberapa kawannya ke sebuah rumah kos.
Setelah diceramahi tentang pentingnya kekompakan dan menghormati senior, Dimas dan kawan-kawan dibawa ke sebuah ruangan. Di sini mereka ditampar serta dipukuli di perut, dada dan ulu hati.
Melihat Dimas tersungkur lemas, pelaku tidak menghentikan aksinya. Setelah menyadari Dimas tidak bergerak, mereka baru panik dan berusaha menolong Dimas. Sayang, nyawa Dimas tidak tertolong.
3. Ospek di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Kekerasan dalam ospek yang berujung kematian juga terjadi di ITN Malang. Fikri Dolasmantya Surya diduga tewas saat mengikuti Ospek Kampus pada 12 Oktober 2013. Ketika itu, mahasiswa jurusan Planologi tersebut berparisipasi dalam Orientasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di kawasan Pantai Goa China di Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan (Sumawe).
Pihak kampus pun mengakui telah terjadi tindakan di luar batas hingga mengakibatkan Fikri tewas. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan ITN, I Wayan Mundra, mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dengan keluarga almarhum. Tidak hanya itu, pihak panitia juga telah mendapatkan sanksi atas tindakan yang mereka lakukan.
“Meski demikian, ITN tidak menutup diri jika ada yang ingin dipertanyakan lagi kasus ini. Kami juga sudah memberi sanksi kepada mahasiswa yang menjadi panitia,” ujar Mundra.
(Rifa Nadia Nurfuadah)