Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Alami Gizi Buruk, Tubuh Annisa Hanya Tulang Berbalut Kulit

Anton Suhartono , Jurnalis-Sabtu, 28 Desember 2013 |16:21 WIB
Alami Gizi Buruk, Tubuh Annisa Hanya Tulang Berbalut Kulit
Annisa Almayana (Dok: ABF)
A
A
A

JAKARTA - Malang benar nasib Annisa Almayana, bocah berusia dua tahun asal Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia menderita gizi buruk sangat parah. Tubuhnya hanya tulang dibungkus kulit.

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Adellia Dian Permatasari, yang turut memberikan perhatian terhadap Annisa, menuturkan, keluarga Annisa tergolong sangat miskin.

“Sejak lahir Annisa tidak bisa buang air besar dan air kecil. Kini dia bisa dikatakan menderita gizi buruk yang sangat parah,” tutur Adellia, Sabtu (28/12/2013).

Kasus yang dialami Annisa, lanjut Adellia, mendapat respons dari sebuah yayasan, Anak Bangsa Foundation (ABF). Pendiri sekaligus Koodinator Proyek ABF, Jill Jurgens, menyebar berita tentang Annisa melalui media sosial. Donasi ala kadarnya pun terkumpul untuk pengobatan sementara Annisa.

Dengan biaya itu, Jill dan timnya membawa Annisa ke Rumah Sakit Harapan Keluarga di Mataram yang memiliki alat-alat diagnosis cukup lengkap. Sebelumnya, Annisa pernah dibawa ke rumah sakit pemerintah, namun ditolak dengan alasan perlengkapan medis di sana tidak memadai untuk menangani kasus seperti dialami Annisa.

Meski usianya menginjak dua tahun, lanjut Adellia, berat badan Annisa hanya 2,5 kilogram. Berdasarkan hasil pemeriksaan USG abdomen (areal saluran pencernaan), Annisa diduga menderita hirschsprung disease (megacolon congenital).

“Dalam bahasa awam, bisa saya deskripsikan itu adalah kelainan bawaan sejak lahir, di mana ada bagian dari usus besar Annisa yang tumbuh secara tidak sempurna yang diakibatkan kelainan hormon dan gangguan lain semasa berada di dalam kandungan. Hal itulah yang menyebabkannya Anissa tidak bisa buang air besar,” jelasnya.

Dokter, kata dia, sudah mengirim sampel darah Annisa untuk diteliti di Jawa. Sehingga, saat ini Annisa masih dirawat di Lombok Tengah untuk menunggu hasil diagnosis dan rencana perawatan selanjutnya.

Selama di rumah sakit, dokter memberi asupan makanan melalui selang yang dihubungkan dari hidung ke lambung. Annisa tidak dapat mengonsumsi makanan padat dan hampir seluruh pembuluh darahnya collaps.

“Kondisi Annisa memang sudah lebih segar dibanding sebelumnya, namun tetap saja mengingat diagnosis yang masih dalam proses pemeriksaan. Annisa masih memerlukan dukungan finansial yang besar,” ucapnya.

Setelah pemeriksaan selesai, Annisa akan dibawa pulang oleh keluarganya, karena biaya rawat inap di rumah sakit swasta tersebut cukup besar.

Menurut Adellia, hirschsprung diseases hanya dapat diatasi dengan operasi. Ada dua tahap operasi yang harus dilakukan, yaitu colonostomy dan definitive operation. Namun kendalanya, operasi hanya bisa dilakukan setelah berat badan anak di atas 10 kilogram.

“Apabila dokter di sana tidak bisa menangani maka seharusnya Annisa perlu dirujuk ke rumah sakit besar yang memiliki dokter spesialis bedah gastrointestinal khusus anak,” ungkapnya.

Adellia berharap, ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Pemerintah Provinsi NTB, dan pihak lain untuk membantu kesembuhan Annisa.

(Anton Suhartono)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement