JAKARTA - Tahukah kamu, efek kecanduan video porno akan memuncak setelah kita menginjak usia dewasa? Di awal periode kecanduan, seseorang mungkin akan merasakan keinginan untuk melihat terus menerus menonton video porno. Tetapi, tanpa disadari, kebiasaan ini akan membentuk pribadi seseorang ketika menginjak usia dewasa.
Dosen Information Technology (IT) Universitas Mercu Buana (UMB) Afiyati Reno memaparkan, dampak kebiasaan dan kecanduan video porno terutama terlihat ketika seseorang memasuki masa perkuliahan. Hal tersebut akan memengaruhi caranya berinteraksi dengan teman dan lingkungan sekitar.
Afiyati bercerita, paparan video porno secara terus menerus akan menciptakan pemikiran bahwa pergaulan bebas adalah hal yang biasa saja. Karena itulah, anak-anak muda yang terpapar video porno itu tidak bisa membedakan lagi mana yang baik dan buruk untuk dilakukan.
"Bayangkan saja, di kelas saya sering menemukan mahasiswa bermesaraan dan berciuman meski ada dosen sedang mengajar. Mahasiswa dan mahasiswi duduk berdekat-dekatan dan mereka terlihat enggak konsentrasi belajar. Di berbagai pojok kampus juga saya sering melihat hal itu. Bahkan banyak di antara mahasiswa yang melakukan seks bebas," papar Afiyati ketika dihubungi Okezone, Senin (30/12/2013).
Video porno ini menjadi salah satu pencetus maraknya kehidupan seks bebas di antara mahasiswa. Karena itu, kata Afiyati, tidak heran jika mobil Pekan Kondom Nasional (PKN) menyasar kampus-kampus dan mahasiswa.
"Karena mereka tahu, kampus adalah sarangnya seks bebas," imbuhnya.
Contoh dampak buruk lainnya dari kecanduan video porno adalah banyaknya pasangan remaja tertangkap berbuat mesum di hotel atau penginapan. "Chek in" seperti memang sudah membudaya, termasuk juga menjelang perayaan akhir tahun seperti sekarang ini.
Wanita berjilbab ini akrab dengan pengaruh video porno terhadap pendidikan. Dia bercerita, di kelasnya juga ada sekelompok mahasiswa yang terlambat lulus hingga dua tahun padahal rajin masuk kelas. Keenam mahasiswa ini ternyata kecanduan game online.
Mirisnya, kata Afiyati, mereka memainkan video game yang mengharuskan karakter pemainnya berhubungan intim di game tersebut. Akibatnya, mereka pun terpapar materi bahwa hubungan seksual antardua orang berlainan jenis itu biasa dilakukan.
"Ada yang mengaku selama pacaran lima tahun, dia sering berhubungan intim dengan sang pacar. Tetapi kini si pacar tersebut meninggalkan mahasiswa saya untuk pacaran dengan laki-laki lain," tuturnya.
Afiyati mengaku, setelah mengetahui permasalahan mereka, dia kerap mendekati anak didiknya untuk mengobrol usai kuliah. Layaknya teman, Afiyati bertanya tentang mengapa si mahasiswa sering terlambat dan selalu terlihat lusuh. Pendekatan personal ini yang membuat keenam mahasiswa Afiyati mau membuka diri dan menceritakan masalah mereka.
"Mahasiswa lainnya mengaku melihat semua wanita seperti telanjang, padahal mereka memakai baju lengkap, bahkan berjilbab rapat. Ini bukti betapa video porno telah merusak otak seseorang. Bisa dibayangkan bagaimana hasil kuliah dan pendidikan mereka atau bagaimana anak-anak ini ketika memasuki dunia kerja, kan?" tanyanya retoris.