JAKARTA - Jelang Pemilu Legislatif (Pileg) April 2014, Badan Kehormatan (BK) DPR akan selektif dalam menangani kasus anggota DPR bermasalah yang masuk ke BK.
Sebab, bukan tidak mungkin laporan itu akan dijadikan keuntungan segelintir orang dalam masa pencalegan tersebut.
"Karena ada juga pengaduan yang melaporkan satu partainya. BK dijadikan alat persaingan caleg di dapil masing-masing," kata Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR Trimedia Panjaitan, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Karena itu, dia menegaskan, akan bersikap waspada terhadap setiap laporan pengaduan yang masuk ke BK.
"Kami juga berhati-hati untuk setiap laporan yang masuk ke BK. Jangan sampai bersifat politisasi. Kami tak mau dituding seperti itu," paparnya.
Dalam masa sidang DPR menjelang pileg ini, BK juga akan memfokuskan diri menyelesaikan laporan yang sudah masuk. Di antaranya soal kasus video porno Carolina Margareth dan laporan soal etika yang ditudingkan kepada Ruhut Sitompul.
"Kasus-kasus yang belum selesai, akan kita selesaikan masa sidang ini. Pokoknya, semua kasus yang mendapatkan perhatian mayarakat," ujarnya.
"(Untuk video porno) kesulitan kita karena belum ada keterangan saksi ahli. Kesulitan untuk panggil saksi ahli. Lalu yang kita tetapkan (Margareth) juga keberatan, pada saat dihubungi yang ditetapkan itu keberatan untuk diminta keterangan. Lalu soal laporan Ruhut, yang dari laporan masyarakat Indonesia timur," sambungnya.
(Susi Fatimah)