BANDUNG - Cara unik dilakukan berbagai kelompok buruh dan seniman dalam memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/5/2014). Saat ini, ribuan buruh memenuhi beberapa titik di sekitar Kantor Pemprov Jabar itu.
Massa Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) datang dengan jumlah buruh cukup banyak. Mereka mengenakan pakaian merah. Dalam aksinya, mereka menampilkan kesenian Benjang dari kelompok seni Gebrak Sawargi, Ujungberung, Kota Bandung.
Di titik lain, massa dari Federasi Serikat Pekerja Kerakyatan (FSPK) Jawa Barat menampilkan band. Alat musik yang dibawa cukup lengkap. Mereka membawakan lagu-lagu bernuansa buruh dan perjuangan.
Di Lapangan Gasibu, Kelompok Anak Rakyat (Lokra) menampilkan aksi teatrikal menunjukkan keprihatinan seniman terhadap nasib kaum buruh.
“Kami menggelar aksi ini dengan background Gedung Sate menggambarkan keprihatinan juga terhadap pemerintah,” kata Gatot Gunawan dari Lokra.
Dalam aksi teatrikalnya, mereka menampilkan orang yang berperan sebagai buruh dan penguasa. Sang penguasa menyeret buruh dan mematahkan lehernya yang menggambarkan penindasan.
Sang penguasa mengenakan baju putih yang melambangkan tidak menjunjung tinggi kemanusiaan. Lokra juga menampilkan tarian yang melambangkan keprihatinan terhadap nasib buruh.
Dalam aksinya, berbagai massa buruh menyuarakan tuntutan yang hampir sama, mulai dari upah layak, menolak sistem kerja kontrak dan outsourcing, hingga menolak kenaikan tarif dasar listrik.
Aksi unjuk rasa berbagai kelompok buruh dan seniman tersebut berjalan tertib.
(Anton Suhartono)