JAKARTA - Bentrokan antara suporter sepakbola Persija Jakarta (The Jakmania) dengan polisi di KM 66 Jakarta-Karawang disesalkan berbagai pihak. Indonesia Police Watch (IPW) menuturkan bahwa bentrokan tersebut menunjukkan ketidak profesional Polri.
"Bentrokan di Tol Cikampek menunjukkan Polri sangat tidak cerdas, dan hanya mengedepankan arogansi," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam pesan singkatnya kepada Okezone, Senin (12/5/2014).
Menghentikan kendaraan di tol, lanjut Neta, adalah sebuah pelanggaran hukum, sebab jalan tol adalah jalan bebas hambatan. "Tapi karena tidak cerdas dan hanya mengedepankan arogansi, polisi mampu melakukannya. Tidak ada alasan bagi polisi mencegat orang yang mau menonton pertandingan sepakbola, ketika polisi sudah memberi izin pertandingan tersebut," paparnya.
Sebelumnya bentrokan dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jak Mania di KM 66 Tol Jakarta-Karawang, menyebabkan satu orang Jakmania dikabarkan terluka terkena tembakan peluru karet.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Okezone, Kamis 8 Mei 2014 lalu, kejadian tersebut berawal saat rombongan bus yang membawa sekira 2.000 suporter melintas di ruas tol Cikampek menuju Bandung untuk menonton pertandingan Liga Super Indonesia Persib melawan Persija. Namun, di KM 66 rombongan tersebut dihadang oleh polisi dan menyuruh rombongan suporter kembali ke Jakarta.
Para Suporter The Jakmania tidak diizinkan melanjutkan perjalanan ke Bandung. Rombongan pun dialihkan ke kawasan Industri Dawuan. Namun, para suporter tetap ingin melanjutkan perjalanan menuju Bandung, lantaran berdasarkan kesepakatan di Bogor, The Jakmania diizinkan untuk menonton laga Persib vs Persija.
Suporter pun akhirnya turun dari Bus dan kemudian terjadilah bentrokan dengan polisi.
(K. Yudha Wirakusuma)