SHANGHAI - Rusia dan China terus meningkatkan kerjasama politik dan ekonomi. Kondisi Rusia yang ditekan Barat terkait krisis di Ukraina, membuat Negeri Beruang Merah memutar otak.
Tidak hanya Rusia yang bermasalah, China pun saat ini tersandung masalah sengketa wilayah laut di Asia. Atas masalah-masalah ini pun kedua negara melakukan kerja sama dan ditandai dengan kehadiran Presiden Rusia Vladimir putin dalam pertemuan Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia (CICA).
Di sela-sela konferensi tersebut, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Putin melakukan pembicaraan membahas berbagai masalah global. Selain itu keduanya membahas kerja sama ekonomi.
Salah satu yang menjadi pembahasan adalah tindakan untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Keduanya mengeluarkan pernyataan resmi mengenai program nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut) yang mengancam Korea Selatan (Korsel).
"Kedua negara (Korsel dan Korut) harus mengambil langkah konkret untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Masalah di kawasan ini tidak bisa diselesaikan dengan kekuatan militer, tetapi melalui negosiasi," pernyataan kedua pemimpin tersebut, seperti dikutip Xinhua, Selasa (20/5/2014).
Baik China dan Rusia mengatakan, negosiasi enam negara adalah solusi efektif untuk mengatasai ketegangan di Semenanjung Korea. Menurut Putin dan Xi Jinping, baik Korsel dan Korut harus bertindak lebih banyak yang membawa perdamaian dan kestabilan di kawasan Asia.
"China dan Rusia sepakat untuk saling melakukan koordinasi dan bekerjasama untuk membuat mekanisme perdamai dan kestabilan yang efektif di Asia," lanjut pernyataan tersebut.
Presiden Putin tiba di Shanghai pada Selasa 20 Mei 2014 hari ini, untuk memulai kunjungan kenegaraannya ke China dan menghadiri CICA. Pertemuan tingkat tinggi itu diikuti oleh pemimpin dari 30 negara dari Timur Tengah dan Asia Tengah.
(Fajar Nugraha)