JAKARTA- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, menanggapi santai isu 'pemurnian agama' dalam manifesto partainya yang dapat menghancurkan kesatuan bangsa.
"Kita partai yang pluralis, banyak sayap partai dari berbagai keyakinan yang ada. Jadi terkait kata-kata pemurnian agama dalam manifesto Gerindra terlalu mengada-ada,"kata Fadli Zon dalam acara pengukuhan Presidium Pusat dan Dies Natalies ke-56 Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) di Jakarta, Sabtu, (24/5/2014).
Isu tersebut kata dia hanya digunakan oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan nama Prabowo Subianto. Dalam manifesto itu memang disebut negara menjamin kemurnian agama yang diakui dari bentuk penistaan. Namun itu ditujukan bagi mereka yang meresahkan masyarakat lewat agama.
"Setiap agama berhak dan dilindungi termasuk kepercayaan lokal. Kita bermaksud kalau ada yang meresahkan masyarakat seperti ada yang mengaku nabi, atau mengaku sebagai Tuhan dan membuat masyarakat resah. Ini yang menurut kami negara perlu menegakkan aturan agama, sehingga kebebasan menjalankan agama tidak bermasalah,"bebernya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Putut Prabantoro menambahkan bahwa isu manifesto partai Gerindra tidak akan menurunkan elektabilitas dari Prabowo.
"Yang terpenting itu adalah sosok dari capres yang diusung dari partai bersangkutan. Bagaimana mereka menjelaskan tentang visi dan misi itu yang paling penting. Kalau ada isu seperti itu saya rasa tidak akan merugikan pihak manapun termasuk Prabowo,"tuturnya.
Dia meminta masyarakat dapat menelaah lebih dalam kebenaran dari isi manifesto Gerindra secara tepat.
"Opini publik itu kan yang membuat media dengan pemberitaanya, kalau beritanya jelek otomatis masyarakat juga akan percaya, padahal aslinya belum tentu seperti itu, namun saya percaya isu itu tidak akan merugikan," pungkasnya.
(Ahmad Dani)