BEKASI - Irfan Panca (27), korban penembakan oleh perampok, masih bingung dengan biaya rumah sakit untuk mengangkat proyektil peluru yang masih bersarang di perutnya. Dibutuhkan biaya sekira Rp22 juta untuk operasi.
Kini dirinya hanya bisa terbaring di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur. Sebelumnya sesaat setelah tertembak dia dilarikan ke dua rumah sakit, akan tetapi ada cerita duka yang dialami lantaran ditolak dua rumah sakit swasta yang ada di Kota Bekasi.
"Saya sebelum sampai sini sempat ditolak di dua RS yakni, RS Rawa Lumbu dan RS Elisabeth. Sampai di sini juga saya masih terlantar karena tidak ada biaya,"tuturnya, Senin (02/6/2014).
Sementara ini, dirinya sedang berusaha mengurangi beban biaya perawatan dengan pindah ke RSUD Kota Bekasi. Namun, pihak RS. Mitra Keluarga Bekasi Timur belum mengizinkan. "Saya sempat minta rujuk, tapi belum diizinkan, katanya takut RSUD belum ada pelayanan bedah torak," ucapnya.
Sedangkan saat ditanyai soal sosok pelaku, dirinya mengakui, tidak jelas melihat pelakunya. Pasalnya saat dirinya berteriak kedua perampok tersebut langsung mengeluarkan senjata api.
"Ada dua orang berjaket hitam, satu memakai helm, satu lagi memakai topi, yang saya ingat pelaku yang memakai topi berwarna coklat yang memegang senjata api," ungkapnya.
Seperti diketahui, Irfan Panca pemilik rental CD dan DVD Video Delapan di Perumahan Narogong Raya, RT 11/14, C16 No 01, Bojong Rawa Lumbu, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi, jadi korban penembakan kala menyelamatkan motornya yang akan diambil kawanan bersenjata api.
Motor gagal diambil pelaku. Namun dirinya terluka tembak dari peluru pelaku. Kini dia masih menjalani perawatan di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur. Sementara kasus saat ini ditangani Mapolsek Bekasi Timur dan Mapolresta Bekasi Kota.
(Muhammad Saifullah )