 
                MADURA - Dinamika politik di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mulai mengeliat. Pasalnya, pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) bakal digelar pada 2015 mendatang. Para tokoh dan parpol sudah bergerilya untuk mempersiapkan pencalonan calon bupati dan calon wakil bupati.
Mereka mulai turun ke bawah untuk mencari simpati sekaligus dukungan dari masyarakat terkait rencana pencalonannya dalam pilkada. Hingga saat ini, ada sembilan nama yang santer beredar di kalangan masyarakat bakal meramaikan perebutan kursi Bupati-Wakil Bupati Sumenep.   
Kesembilan nama tersebut meliputi A Busyro Karim, Sungkono, Asasi Hasan, Sahnan, Bambang Nur Salim, Toha Samadi, Ilyasi Sirodj dan Achsanul Qosasi. Lalu ada satu nama lagi yang muncul yakni Badrut Tamam.
Namun, Badrut Tamam untuk bisa maju menjadi Cabup dari PKB sulit. Pasalnya, anggota DPR ini harus bersaing dengan Incumbent yang menjabat sebagai Ketua DPC PKB Sumenep dan bakal maju kembali. Tentu Badrut Tamam untuk mendapatkan rekomendasi dari DPP PKB sangat sulit karena saingannya berat.
"Tapi, dalam dunia politik tidak ada yang tidak mungkin. Semuanya mempunyai peluang tergantung kekuatan dalam melobi untuk mendapatkan rekom. Jika ingin maju lewat PKB, karena Busyro ingin maju lagi," terang Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Syafi', saat dikonfirmasi, Kamis (4/9/2014).
Ia menjelaskan, saat ini situasi politik di wilayah paling ujung timur pulau madura itu sudah mulai menghangat menjelang pelaksanaan pilkada 2015. Sehingga semakin meramaikan bursa pencalonan Cabup/Cawabup masing-masing. Apalagi peta politik disana sepertinya berimbang, jadi sulit untuk menang mudah dalam pilkada.
Disinggung bagaimana peluang incumbent yang bakal maju lagi, pria asal Sumenep ini mengaku, tergantung dari penilaian masyarakat terhadap kinerja pemerinthan saat ini. Jika kinerja pemerintahannya dinilai baik oleh masyarakat, maka itu juga akan berdampak positif terhadap peluang incumbent dalam pilkada nanti.
"Tetapi, bila sebaliknya maka itu akan berdampak negatif terhadap peluang incumbent sendiri dalam pilkada. Kita pantau saja perkembangan politik menjelang pilkada ini," pungkas Direktur Lembaga Madura Survey dan Policy Studies (M-Spose) tersebut. ()
(Ahmad Dani)