BANGKALAN - Keberadaan lagu anak-anak di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa timur, saat ini sangat jarang ditemui bahkan nyaris punah. Hanya ada beberapa kalangan yang masih memutar lagu tersebut.
Seperti pengusaha odong-odong. Strategi itu dinilai cukup ampuh. Pasalnya, banyak anak kecil yang tertarik naik odong-odoong bila diputar lagu-lagu yang sesuai dengan dunianya.
Berbeda jika diputar lagu orang dewasa, maka anak-anak yang naik odong-odong itu sedikit. Terkadang, anak kecil naik odong-odong bukan sekedar ingin naik, tetapi terpengaruh lagu.
Untuk menjaga supaya lagu anak-anak tidak punah, maka perlu dilakukan invetarisir dan dokumentasi. Hal tersebut disampaikan budayawan Madura asal Kabupaten Bangkalan, Hasan Sastra, saat ditemui Okezone di rumahnya, Rabu (24/9/2014).
"Diinventarisir lagi keberadaan lagu anak-anak, mumpung lagi ada orang-orang sempuh atau guru sepuh supaya tidak punah," terang Hasan Sastra.
Kemudian didokumentasi dan diajarkan kembali kepada anak-anak di lembaga pendidikan, baik pada tingkat TK maupun SD. Sehingga keberadaan lagu anak-anak dan nasional tetap terjaga kelestariannya.
"Saya tidak menolak masuknya budaya dari luar ke sini, tapi harus bisa menyerap dengan baik. Artinya, mampu memilah mana yang cocok atau yang tidak. Jangan semua diterima tanpa adanya filter," paparnya.
Ia menambahkan, membangun budaya bisa berjalan lebih maju, jika yang datang bersinergi dengan budaya daerah setempat. Lagu dangdut sebenarnya ada yang mempunyai pesan pendidikan.
"Seperti lagunya Rhoma Irama. Tapi, terkadang ada juga lagu dangdut yang hanya hiburan semata. Kami berharap keberadaan lagu anak-anak tetap eksis supaya kalangan anak kecil punya hiburan sesuai dengan dunianya," tandas Hasan.
(Kemas Irawan Nurrachman)