JAKARTA - Jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Palmerah, Jakarta Barat menggiring 16 orang yang diduga preman. Namun, ternyata tidak semua yang digelandang polisi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Seorang pria perlente bernama Christian Edward (28), ikut terjaring usai menjenguk tantenya yang sedang sakit di Rumah Sakit Dharmais, Jalan S Parman, Grogol petamburan, Jakarta Barat.
"Saya baru keluar dari rumah sakit mau pulang. Eh tahu-tahu diangkut ke sini," ujar Christian di Mapolsek Palmerah, Jumat (26/9/2014).
Christian tak bisa menolak dibawa ke kantor polisi, karena dirinya kebetulan tidak membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Jadi saya ikut saja, soalnya saya juga salah," tutur pria jebolan SMA Regina Pacis itu.
Usai dimintai keterangan, polisi melepaskan Christian karena tidak terbukti terlibat tindak pidana.
Selain Christian, petugas juga menjaring seorang pemulung bernama Syamsudin (37). Dia pasrah diciduk petugas saat sedang menunggu angkutan umum. "Saya lagi nunggu angkot mau mulung di Kebon Nanas diangkut sama petugas, ya sudah pasrah soalnya saya enggak punya KTP juga. Saya pasrah aja," ujar pria asal Kalimantan Barat itu.
Wakapolsek Palmerah, AKP Prasojo mengatakan, petugas telah membawa 16 orang pria yang nongkrong tidak jelas, karena hal itu sudah dianggap meresahkan warga.
"Tapi setelah kami data ternyata dari 16 yang ditangkap hanya 5 yang dibawa ke panti Kedoya. 11 orang itu setelah didata punya pekerjaan yang tetap dan memang bukan PMKS, sementara 5 yang dibawa itu anak punk," ujar Prasojo.
(Dede Suryana)