"Saat kita minta bantuan senjata, mas Slamet bukan hanya memberi senjata namun juga pasukannya untuk membantu," jelas Soehendro saat ditemui Okezone, belum lama ini.
Padahal, menurut Soehendro, saat itu posisi Slamet Riyadi berada di markas di Divisi IV di Pacitan. "Tidak usah meminjam persenjataan. Saya akan datang sendiri dengan pasukan satu kompi ke Solo," jelas Soehendro menirukan ucapan Slamet Riyadi.
Janji itupun benar-benar dibuktikan langsung oleh Slamet Riyadi yang datang ke Kota Solo untuk membantu Tentara Pelajar menggempur kelompok Komunis yang sudah 80 persen menguasai penuh Kota Solo.
Soehendro menuturkan, kelompok Komunis saat itu berhasil menyusup ke seluruh kelompok masyarakat, dan juga aparat keamanan. Lewat Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI), PKI meneror warga.
Slamet Riyadi bersama tentara pelajar akhirnya menggempur pasukan BPRI yang ketika itu dikomandoi panglima pemberontak bernama Marzuki.