"Tahu bila panglima BPRI dibawa ke pos CPM, saat itu mas Slamet Riyadi datang dan berteriak di depan pos CPM dengan menggunakan motor. Dia naik Harley Davidson untuk meminta panglima pemberontak, Marzuki, dan akhirnya dieksekusi di pangkalan Panasan," urainya.
"Hanya dalam waktu satu jam, seluruh Solo bersih dari tentara BPRI pendukung komunis, aman terkendali," lanjutnya.
Setelah berhasil menumpas PKI di Solo akhirnya perwakilan dari Tentara Pelajar mengirim surat kepada Bung Karno di Ibu kota RI yang saat itu berkedukan di Yogyakarta. Dan melaporkan bila Tentara Pelajar yang membersihkan PKI dari Kota Solo.
"Saat membaca isi surat tersebut Bung Karno menangis, 'kalian adalah pemuda-pemuda sekolah pertama di seluruh dunia yang berani mengayunkan langkah politik'," ungkap Soehendro.
Bung Karno akhirnya memberi anugerah gelar dan pangkat pada mereka. Yang semula hanya tentara pelajar diangkat jadi anggota TNI dan diberi pangkat ketentaraan. "Sedangkan Slamet Riyadi bukan dari tentara pelajar. Tapi dari semula, Slamet Riyadi adalah TNI," pungkasnya.
(Stefanus Yugo Hindarto)