Mbah wahab sendiri membentuk barisan MBO (Markas Besar Oelama). Barisan ini berpusat di kawasan Waru, Sidoarjo. Barisan ini terdiri dari kumpulan kiai-kiai ampuh yang memiliki kekuatan batin yang sangat kuat.
Ketika resolusi Jihad dicetuskan pada tanggal 22 Oktober, semua pasukan sudah siap untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Gerakan pasukan terlatih seperti Hizbulloh, Sabililah, dan MBO bergabung dengan gerakan masyarakat sipil yang digelorakan oleh Bung Tomo (Soetomo).
"Semua lini datang ke Surabaya. Saat itu, pasukan sekutu menggempur Surabaya dari berbagai penjuru. Pemicunya adalah tragedi penyobekan bendera Belanda di Hotel Oranje Surabaya," pungkasnya.
(Muhammad Saifullah )